Pengaruh Pembebanan terhadap Karakteristik Keluaran Generator Induksi 1 Fase
Abstract
Di Indonesia masih banyak dijumpai daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh oleh program elektrifikasi
akibat tidak terjangkaunya daerah tersebut oleh infrastruktur kelistrikan yang ada. Daerah-daerah terpencil
tersebut sebenarnya menyimpan potensi tenaga air yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Di
daerah seperti itu lebih cocok dibangun pembangkit listrik berkapasitas kecil tetapi jumlah unitnya banyak. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan suatu pembangkit listrik skala kecil yang mudah
pembuatannya, mudah pengoperasiannya, mudah perawatannya dan harganya juga murah. Pembangkit tersebut
didesain menggunakan generator induksi 1 fase ¾ PK 4 kutub dalam kondisi tereksitasi diri dan tidak terhubung
dengan jala-jala listrik (stand alone).
Penelitian diawali dengan mengkopel generator induksi 1 fase dengan suatu penggerak mula yang dapat diatur
kecepatan putarnya. Generator induksi dalam kondisi tanpa beban kemudian diputar pada kecepatan 1500 rpm dan
kapasitor 8 µF dihubungkan pada kedua terminalnya. Tegangan dan frekuensi keluarannya diukur dengan power
quality analyzer. Pengukuran tegangan dan frekuensi dilanjutkan dengan menghubungkan kapasitor berukuran 8,
16, 24, dan 32 µF. Setelah itu pengujian diulangi lagi untuk kondisi berbeban. Beban yang dihubungkan adalah
beban resistif, beban induktif, dan beban resistif induktif. Beban resistif yang dipakai berupa lampu pijar sedangkan
beban induktifnya berupa lampu TL. Daya beban divariasi mulai dari 40 – 440 watt untuk menirukan beban rumah
tangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitor yang diperlukan oleh generator induksi agar dapat menghidupkan
beban listrik rumah tangga berdaya sampai 440 watt adalah sebesar 32 µF. Tegangan dan frekuensi generator
induksi dipengaruhi oleh besar dan jenis beban listrik yang disuplainya. Semakin besar daya beban yang
dihubungkan maka tegangan dan frekuensinya akan semakin turun.