• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)
    • Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) II 2014
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)
    • Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) II 2014
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Karakterisasi Air Bajir sebagai Air Baku untuk Air Minum

    Thumbnail
    View/Open
    MS-1 Dan mugisidi UMAMKA.pdf (50.41Kb)
    Date
    2014-11-25
    Author
    Mugisidi, Dan
    Heriyani, Oktarina
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui karakteristik air banjir. Dengan diketahuinya karakteristik air banjir, maka proses yang tepat dapat diaplikasikan untuk mengubah air banjir ini menjadi air bersih atau lebih jauh lagi menjadi air minum. Sampel air banjir yang berwarna coklat dan keruh diambil dari tiga titik banjir untuk mewakili beberapa karakteristik lingkungan perumahan, perkotaan, dan industri. Daerah perkotaan diwakili oleh sampel dari banjir di Ciledug Indah, sampel daerah perumahan diambil dari Kompleks Bahar, dan daerah industri diambil di Pulogadung. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kekeruhan pada sampel air banjir di Ciledug Indah, Kompleks Bahar Tangerang, dan Pulogadung adalah 22 NTU, 63 NTU, dan 12 NTU. Hasil tersebut lebih tinggi daripada ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Rl No.492/MenKes/Per/Vl/2010, yaitu 5 NTU. Selain kekeruhan, unsur fisik lain yang tidak memenuhi ambang batas adalah warna. Warna pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang air minum adalah 15 TCU sedangkan hasil pengujian menunjukkan hasil 18 TCU untuk Ciledug Indah. Pada unsur-unsur kimia ada tiga unsur yang tidak memenuhi ambang batas yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan, yaitu alumunium, besi, dan zat organik. Alumunium memiliki ambang batas 0,2 mg/l sedangkan hasil laboraturium menunjukkan bahwa alumunium yang terkandung di dalam air banjir dari Ciledug Indah adalah 0,45 mg/l. Besi pada Peraturan Menteri Kesehatan memiliki ambang batas 0,3 mg/l sedangkan hasil laboraturium pada air banjir Ciledug Indah dan Pulogadung menunjukkan hasil 0,92 mg/l dan 1,02 mg/l. Pada zat organik, hasil laboraturium menunjukkan bahwa ketiga sampel memiliki nilai yang melebihi ambang batas, 10 mg/l, yaitu 11,67 mg/l untuk air banjir Ciledug Indah; 18,15 mg/l untuk air banjir Kompleks Bahar Tangerang; dan 49,25 mg/l untuk air banjir di Pulogadung. Dari ketiga sampel menunjukkan bahwa sampel Ciledug Indah yang mewakili perkotaan memiliki 5 karakteristik yang melewati ambang batas; sampel Kompleks Bahar Tangerang yang mewakili perumahan memiliki 2 karakteristik yang melewati ambang batas; dan sampel Pulogadung yang mewakili industri memiliki 3 karakteristik yang melewati ambang batas ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MenKes/Per/Vl/2010.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/5024
    Collections
    • Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) II 2014

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV