Identifikasi Keberagaman Produk Olahan Unggulan (Apel dan Sayuran) di Kabupaten Malang Guna Meningkatkan Daya Saing Produk
View/ Open
Date
2014-12Author
Damayanti, Alia
Prasetyawan, Yudha
Wardhani, Christova Hesti
Putri, Fitria Kurnia
Metadata
Show full item recordAbstract
Apel (Malus Sylvestris Mill) merupakan tanaman buah yang berasal dari Asia Barat dan telah
ditanam di Indonesia sejak 1934. Kabupaten Malang merupakan salahsatu kabupaten yang terkenal
dengan produksi buah apel. Produksi Apel Kabupaten Malang Tahun 2012 mencapai 2012 328.862
kwintal, sedangkan produksi apel secara nasional mencapai 3.1327.270 kwintal, dapat dikatakan
Kabupaten Malang menyumbang 10,48% produksi apel nasional. Selain terkenal dengan produksi
buah apel, Kabupaten Malang juga terkenal dengan hasil pertanian berupa sayuran. Pada tahun
2012 rata-rata produksi sayuran Kabupaten Malang menyumbang 2,64% produksi sayuran nasional.
Komoditi kembang kol Kabupaten Malang merupakan komoditi sayuran dengan prosentase terbesar
(26,43%) penyumbang produksi kembang kol nasional. Sedangkan dari segi produksi, komoditi kubis
merupakan komoditi yang banyak dihasilkan (506.744 kw) di Kabupaten Malang.
Sejak tahun 2007 apel dan sayur impor telah banyak membanjiri pasar tradisional dan modern di
Kabupaten Malang. Dalam rangka menghadapi arus globalisasi dan impor tersebut, Kabupaten
Malang melalui program Sistem inovasi Daerah (SIDa) berinisiatif meningkatkan daya saing produk.
Peningkatan produk (apel dan sayuran) tidak hanya dalam bentuk penjualan secara langsung, namun
produk turunan dari apel dan sayuran yang mempunyai nilai jual tinggi juga harus diperhatikan.
Industri Skala kecil dan Menengah di Kabupaten Malang telah mampu mengolah buah apel dan
sayuran menjadi menjadi keripik, sari buah, cuka, jenang/dodol, dll, namun pengolahan tersebut
masih terfokus pada beberapa komoditi (apel dan kontang).
Metodologi penelitian yang digunakan dalam rangka peningkatan keberagaman produk olahan
adalah pemetaan jaringan menggunakan konsep value chain, pembuatan peta jaringan menggunakan
konsep supply chain, pembuatan peta jaringan integrasi produksi, serta analisa kelayakan usaha.