Perbandingan Perilaku Balok-T Beton Ringan dan Beton Hibrida Prategang Parsial Akibat Beban Siklik
Abstract
Pengurangan massa bangunan akan mengurangi gaya inersia yang timbul akibat percepatan
tanah karena gempa. Pengurangan massa bangunan dapat dicapai melalui penggunaan beton
agregat ringan. Tetapi beton ringan memiliki kelemahan yaitu modulus elastisitas yang rendah
sehingga bersifat getas, karena itu perlu dikombinasikan dengan beton normal. Penggunaan beton
ringan sebagai pelat dan beton normal sebagai balok akan menghasilkan komponen struktur balokT
hibrida. Selain itu, penggunaan tulangan prategang akan mengurangi dimensi penampang,
menjadi penampang yang lebih langsing, sehingga penggunaan kombinasi beton ringan dan
penulangan prategang, secara keseluruhan akan mereduksi massa bangunan yang cukup signifikan.
Penelitian mempelajari perilaku lentur dua spesimen yaitu balok-T beton ringan (BLTR) dan
balok-T beton hibrida (BLTH) dengan dimensi penampang dan penulangan prategang parsial yang
sama.Sistem pembebanan adalah beban siklik kuasi statik sebagai simulasi dari beban gempa.
Hasil studi menunjukkan bahwa kuat lentur balok-T beton ringan dan balok-T beton hibrida
pada saat leleh dan kondisi ultimit hampir sama, demikian juga dengan besar lendutan di tengah
bentang. Tetapi daktilitas balok-T beton ringan lebih kecil dari beton hibrida, karena setelah siklus
terakhir, yaitu siklus keempat, beton hibrida masih mampu menerima beban sedangkan beton
ringan tidak. Demikian juga dengan disipasi energi, pada siklus-siklus awal balok-T beton ringan
lebih baik dari beton hibrida, tetapi pada siklus-siklus ulang kemampuan penyerapan energi
menurun lebih cepat.