dc.contributor.author | Erawati, Emi | |
dc.contributor.author | Musthofa, Malik | |
dc.date.accessioned | 2015-04-06T08:50:04Z | |
dc.date.available | 2015-04-06T08:50:04Z | |
dc.date.issued | 2013 | |
dc.identifier.citation | Badan Pengelola dan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPPEDAL), (2004), “Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah”, No. 10 tentang Baku Mutu Air Limbah, Semarang. Cahyadi, W, (2007), “Teknologi dan Kasiat Kedelai”, Bumi Aksara, Jakarta Kurniati, Y., dan Sundarsih, (2009), “Pengaruh Waktu dan Suhu Perendaman Kedelai pada Tingkat Kesempurnaan Ekstraksi Protein Kedelai dalam Proses Pembuatan Tahu”, Laporan Penelitian, Fakultas Teknik, UNDIP. Masturi, (1997), “Pengambilan Minyak Kedele Pra Proses Pembuatan Tahu”, Buletin Litbang Industri No 23, Semarang. Suhaidi, I., (2003), “Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat Penggumpal Terhadap Mutu Tahu”, Laporan Penelitian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. | in_ID |
dc.identifier.issn | 1412-9612 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/5567 | |
dc.description.abstract | Konsep produksi bersih pada industri dilakukan dengan cara menghasilkan limbah yang minimal dengan kualitas produk yang sesuai dengan sandar. Adapun parameter yang akan dianalisis dalam penelitian ini antara lain kualitas produk tahu seperti kadar protein, sedangkan untuk parameter uji kualitas air limbah tahu yang akan dianalisis yaitu BOD, COD, TSS, dan pH.
Proses pembuatan tahu terdiri dari penggilingan, pemasakan, penyaringan, penggumpalan, dan pencetakan. Kedelai yang sudah lunak digiling dengan air hangat dengan variabel 1:2 dan 1:4. Selama proses penggilingan ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Bubur kedelai dimasak selama 10 menit. Dalam keadaan panas bubur kedelai disaring. Susu kedelai digumpalkan susu kedelai dengan penambahan sejumlah asam asetat dengan konsentrasi 1%, dan 5%. Cairan sari kedelai yang masih panas (± 700C) dicampur dan ditambahkan dengan bahan penggumpal. Tahu dicetak dalam keadaan panas. Bubur tahu dibiarkan dalam cetakan selama 10-15 menit atau sampai cukup keras (tidak hancur bila diangkat). Tahu dipotong tahu sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
Kondisi operasi yang optimum pada penerapan produksi bersih melalui rekayasa pembuatan tahu dilakukan pada tempuhan 16 dengan lama pengovenan 4 jam, lama perendaman 4 jam, perbandingan komposisi kedelai:air adalah 1:4, dan konsentrasi asam asetat 5%. Perolehan kadar protein sebesar 18,94%, BOD sebesar 2800 mg/L, COD sebesar 3.864,0 mg/L, TSS sebesar 2.900 mg/L, dan pH 4,2. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | in_ID |
dc.subject | limbah tahu | in_ID |
dc.subject | produksi bersih | in_ID |
dc.subject | kondisi optimum | in_ID |
dc.title | Pengaruh Lama Pengovenan, Perendaman, dan Konsentrasi Asam Asetat terhadap Mutu Produk dan Limbah Cair Produksi Tahu | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |