Pengembangan Obat Antikanker Payudara Dari Lempuyang Gajah dan Lempuyang Emprit Dengan Kontrol Kualitas Berbasis Senyawa Penanda Zerumbone dan Aktivitas Antikanker Pada Sel T47D
View/ Open
Date
2014Author
Hanwar, Dedi
Trisharyanti, Ika
Wahyuni, Arifah Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan obat herbal sebagai antikanker payudara
memerlukan kontrol kualitas dan pembuktian efikasi serta keamanannya.
Penelitian tahun pertama menunjukkan ekstrak lempuyang emprit dan
lempuyang gajah sudah memenuhi persyaratan parameter non spesifik dan
spesifik, namun memiliki profil metabolit dan kadar zerumbon yang berbeda
untuk masing-masing ekstrak, dan juga ditemukan bahwa ekstrak lempuyang
gajah dan lempuyang emprit memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker
payudara (T47D). Penelitian pada tahun kedua meliputi: (1). Uji toksisitas
akut dan (2). Uji toksisitas subakut. Target luaran khusus dari penelitian ini
adalah metode kontrol kualitas ekstrak terstandar dan aktivitas
antikankernya (tahun pertama) dan pengujian keamanan ekstrak lempuyang
gajah dan emprit sebagai obat antikanker (tahun kedua). Selain itu, hasilhasil
penelitian
ini
akan
dipublikasikan
dalam
Terbitan
Berkala
Ilmiah
(TBI)
terakreditasi
dan
seminar
internasional.
Hasil toksisitas akut ekstrak rimpang lempuyang emprit dan
lempuyang gajah menunjukkan bahwa dosis 17150 mg/KgBB tidak
menyebabkan kematian pada pejanan 24 jam dan dosis tersebut termasuk
kategori praktis tidak toksik. Pada uji keamanan penggunaan kedua ekstrak
lempuyang pada tikus jantan dan betina yang diberikan dengan dosis berulang
selama 30 hari (uji ketoksikan subakut) dengan tolok ukur pada penelitian ini
meliputi data hematologi (RBC, WBC, HGB, HCT, PLT, MCV, MCH, MCHC,
Limfosit dan monosit), kimia darah (AST, ALT, glukosa, BUN dan kreatinin),
kimia urin (volume, pH, BJ, warna, glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen,
keton, nitrit, leukosit) serta perkembangan berat badan tikus yang ditimbang
setiap minggu selama 30 hari menunjukkan baik ekstrak lempuyang emprit dan
lempuyang gajah dengan dosis 400 dan 1000 mg/kg BB tidak menunjukkan efek
toksik