dc.identifier.citation | Asmadi dkk, 2012, Dasar-dasar Teknologi engolahan Air Limbah, Yogyakarta. Caincross, S. dkk, 1994, Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta, UniversitasUdayana, Bandung. Ervy D.P, 2010, Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Sistem IFAS (Integrated Fixefed Film Acivated Sludge) Di Kota Surakarta Bagian Tengah, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Fatnasari H, 2010, Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman Di Bantaran Kali Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Khiatuddin M, 2003, Melestarikan Sumber Daya Air Dengan Teknologi Rawa Buatan, Gadjah Mada University Press. Kodoatie, J.K, 2013, Tata Ruang Air Tanah, Andy, Yogyakarta. Men LH No 112, 2003, Baku Mutu Air Limbah Domestik, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. Neis U, 1989, Memanfaatkan Air Limbah, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Pengelola, 2001, Pedoman Penyusunan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Siregar, S.A, 2008, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Yogyakarta. SNI 03-2399, 2002, Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum, Badan Standardisasi Nasional, Bandung. Sutrismo, C.T, 2006, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta, Jakarta. Suparmin dkk, 2002, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Buku Kedokteran, Jakarta. Wulandari D, 2012, Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Kantor Pusat Pertamina, Universitas Indonesia, Jakarta. | in_ID |
dc.description.abstract | Berbicara mengenai pencemaran air, biasanya yang terlintas dipikiran kita adalah
limbah cair dari industri pabrik saja. Padahal dari rumah tangga, pasar, sawah, rumah sakit, dsb juga berperan banyak dalam tercemarnya air. Air yang mengandung detergen, tinja dan sisa makanan yang masuk kesaluran pembuangan air setiap harinya dapat mempengaruhi keseimbangan fisika dan kimiawi air. Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah, mengurangi BOD, COD dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan komponen beracun, menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organic, menghilangkan mikroorganisme pathogen. Namun sejalan dengan perkembangannya tujuan pengolahan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan lingkungan. Adapun bagian bangunan IPAL yaitu bak kontrol, bak pengendap (settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter.
Metode penelitian dalam penelitian ini pada tahap awal adalah pengumpulan data untuk menentukan jumlah kebutuhan air bersih dan air kotor dari setiap rumah. Setelah
pengumpulan data kemudian dilakukan pengecekan lokasi dan uji alat pendukung
bangunan IPAL, kemudian dihitung nilai konsentrasi BOD, COD, dan jumlah bak kompartmen dari masing-masing bangunan IPAL dengan menggunakan perhitungan
DEWATS.
Setelah dilakukan perhitungan DEWATS nilai effluen COD dan BOD5 pada perencanaan menghasilkan nilai yang lebih kecil dibandingkan data yang telah ada yaitu effluen COD sebesar 59 mg/l dan BOD5 sebesar 17 mg/l sedangkan pada perencanaan sebelumnya telah menghasilkan nilai effluent COD sebesar 97 mg/l dan BOD5 sebesar 34 mg/l. Dan untuk hasil perencanaan kapasitas 200 jiwa memerlukan lahan sebesar 24 m2. Dengan menggunakan 2 unit bangunan settler, 6 unit bangunan ABR, dan 3 unit bangunan AF. Sedangkan pada hasil percobaan sebelumnya dengan kapasitas 200 jiwa memerlukan luas lahan sebesar 28 m2 dengan menggunakan 2 unit bangunan settler, 4 unit bangunan ABR dan 2 unit bangunan AF. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan menghasilkan data yang lebih optimal yaitu 4 m2 atau sebesar 2%. | in_ID |