KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN H2SO4 PADA LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA
Abstract
Limbah tapioka padat kering (Onggok) merupakan bahan pangan sumber energi yang
masih mengandung serat kasar dan pati. Nilai ekonomisnya masih rendah dan dapat
mengakibatkan polusi, sehingga perlu adanya upaya penanganan limbah onggok yaitu diproses
dengan cara fermentasi dan destilasi sehingga dapat menghasilkan bioetanol. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi dan dosis ragi pada perlakuan yang
dapat memberikan hasil optimum terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan pada fermentasi
limbah tapioka padat kering dengan penambahan H2S04 sebagai katalisator. Penelitian ini
dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial
dengan dua faktor yaitu faktor 1 waktu fermentasi dengan perlakuan 5hari, 7hari, 9hari
faktor 2 dosis ragi dengan perlakuan 0g, 25g, 50g, 75g. Dari kedua faktor perlakuan diperoleh
12 macam kombinasi perlakuan. Data dianalisis menggunakan Uji Anava dua jalur dan
dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) yang berupa data yang
menunjukkan kadar bioetanol pada fermentasi limbah tapioka padat kering sesuai dengan
perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar bioetanol tertinggi 16,90
%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan waktu fermentasi 9 hari dan
dosis ragi 75g dapat memberikan pengaruh optimum terhadap kadar bioetanol pada fermentasi
limbah tapioka padat kering.