Show simple item record

dc.contributor.authorWibowo, Andhy
dc.date.accessioned2015-12-21T07:21:52Z
dc.date.available2015-12-21T07:21:52Z
dc.date.issued2015-05-19
dc.identifier.citationPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 “Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan”. Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 38 tahun 2012 “Tentang Bangunan Gedung Hijau” Mass Studies-vertical garden Pictures, “Ann Demeulemeester shop in Seoul” Patrick Blanc Pictures France, “Vertical garden of the Musee du Quai Branly in Paris”. By email, “http://www.pto.hu/tag/epiteszet/” Tierra Design, “Lush greenery wraps around Park Royal Hotel with its "building-as-garden" Albert duerr, “green roofs a ecological balance” By email, “www.megatrussglobal.com” Adopting the “Vertical Garden Cities” as our redevelopment concept.in_ID
dc.identifier.issn2459-9727
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/6466
dc.description.abstractPembangunan dengan konstruksi yang banyak memakan lahan dan kawasan hutan hijau dan lahan yang subur akan banyak berakibat terjadinya tanah longsor, banjir, pengurangan kawasan resapan air, dan menyempitnya lahan pertanian. Kombinasi antara manajemen yang baik dan teknologi konstruksi yang ramah lingkungan bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan yang saat ini sudah semakin rusak dikarenakan adanya pembangunan yang mengesampingkan faktor lingkungan. Pembangunan dengan mengandalkan system konstruksi yang didasari dengan manajemen dan teknologi yang ramah lingkungan akan dapat menjadikan tujuan dari pembangunan tersebut akan menimbulkan rasa aman,nyaman, tenang dan damai bagi semuanya tanpa merusak lingkungan yang ada dilingkungan sekitar. Metode yang akan dilakukan dalam pembangunan yang ramah lingkungan adalah dengan merencanakan dan mengatur suatu kawasan dimana kawasan tersebut tidak mengalami kerusakan lingkungan salah satu contohnya, pembangunan gedung bertingkat untuk bangunan gedung dipakai lahan hanya kurang dari 40 % dan untuk sisa tanahnya dipakai untuk penghijauan 60 %. Penyelesaian lainnya dengan konstruksi bangunan dengan sistem bertingkat dengan per lantai di berikan ruang untuk tanaman hijau 10 % untuk ruang 90 % dan di lantai atap dibuat semacam lahan pertanian dan pada lantai dasar di buat ruang dengan desain perkebunan yang praktis dan ekonomis, maka hal ini akan dapat mengurangi tingkat polusi dan pemanasan global (global warming). Untuk material bangunan dan isinya juga bisa di berikan dari bahan ramah lingkungan seperti, kayu, bambu, bahan dari daur ulang, dan lain sebagainya, yang memungkinkan bahan tersebut adalah bahan yang bisa di daur ulang. Pembangunan saluran air dan resapan air juga harus sudah direncanakan sebaik mungkin, agar air juga tidak terbuang sia – sia, agar dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan manusia.Pembagian di atas diharapkan akan dapat menghasilkan suatu bangunan konstruksi yang ramah lingkungan karena masih banyak sisa tanah yang bisa dimanfaatkan untuk penghijauan. Penanganan konstruksi yang ramah lingkungan tersebut memang tidak mudah dan hal ini memakan banyak biaya (cost) tetapi untuk manfaatnya akan dapat dirasakan oleh anak cucu kita. Pembagian tanah dengan bangunan serta resapan air akan dapat menyelamatkan lingkungan hijau dengan perencanaan, teknologi, serta manajemen yang baik dapat menyelamatkan dan menyeimbangkan lingkungan hijau di sekitar kita sehingga dapat mencegah adanya bencana longsor, banjir dan lain sebagainya.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectkonstruksiin_ID
dc.subjectteknologiin_ID
dc.subjectramah lingkunganin_ID
dc.subjectbiayain_ID
dc.titleManajemen dan Teknologi Konstruksi Ramah Lingkunganin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record