Asas Gotong Royong Untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri Anak Indonesia
Abstract
Akhir-akhir ini media massa dipenuhi oleh berita kekerasan yang usia pelakunya makin muda. Marak berita tentang pembegalan yang ternyata dilakukan oleh remaja, kasus bullying yang pelakunya sesama anak SD dan menyebabkan kematian, dan masih banyak kasus kekerasan lainnya. Salah satu faktor yang diduga menyebabkan hal ini adalah karena budaya kompetisi yang secara tak sadar ditumbuhkembangkan sejak masa kanak-kanak di lingkungan sekolah. Kompetisi menghargai yang menang sehingga setiap orang berusaha untuk mengalahkan orang lainnya dengan berbagai cara. Dalam kompetisi, kekalahan dapat menyebabkan orang tidak percaya diri. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengusulkan penggunaan asas gotong royong yang merupakan kebudayaan Indonesia dalam setiap pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan model belajar cooperative learning dalam berbagai bentuknya. Model belajar ini lewat dari banyak penelitian yang telah di review oleh Johnson dkk (dalam Gillies & Ashman, 2003) mengkonfirmasi bahwa cooperative learning merupakan model belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswanya karena meningkatkan pencapaian dan ketrampilan sosialnya. Sumber data dalam artikel ini adalah bahan-bahan kepustakaan psikologi yang berkaitan dengan gotong royong dan cooperative learning dengan menggunakan analisis tematik. Dari hasil analisis ini diusulkan agar gotong royong dapat lebih ditumbuhkan dalam semua tingkat pendidikan menggantikan kebiasaan kompetisi yang selama ini hadir.