dc.identifier.citation | Darmadji P., (2002), ”Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metode Redistilasi”, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIII (3), hal 267-271. Departemen Kehutanan., (2008), ”Statistik Kehutanan Indonesia 2007”, Departemen Kehutanan Indonesia, Jakarta, hal 171. Dewan Riset Nasional., (2010), “Agenda Riset Nasional 2010-2014” Dewan Riset Nasional, Jakarta. Fachraniah, Fona, Z., dan Rahmi, Z., (2009), “Peningkatan Kualitas Asap Cair dengan Distilasi”, Jurnal Reaksi, Vol. 7(14), pp. 1-11. Fatimah I.,Nugraha, J., (2005),“Identifikasi Hasil Pirolisis SerbukKayu Jati Menggunakan Principal Component Analysis”,Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 6 (1) pp.41-47. Fretheim, K., Granum P.E.,and Vold E., (1980), “Influence of Ganeration Temperature on the Chemical Composition, Antioxidative, and Antimicrobial Effects of Wood Smoke”,Journal of Food Sci, 45, pp. 9991007. Girard, J.P., (1992),“Technology of Meat and Meat Products”, Ellis Horwood, New York, pp. 165-201. Hambali E., Mujdalifah S., Tambunan AH, Pattiwiri AW, Hendroko R., (2007), “Teknologi Bioenergi”, Agro Media Pustaka, Jakarta. Kuncoro, Y.R., (2014), “Laporan Penelitian Pengaruh Suhu dan Perbandingan Katalis Zeolit terhadap Karakteristik Produk Hasil Pirolisis Serbuk Gergaji Kayu Glugu”, Laporan Penelitian, Program Studi Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia. Luditama, C., (2006), “Isolasi dan Pemurnian Bahan Pengawet Alami Berbahan Dasar Tempurung dan Sabut Kelapa Secara Pirolisis dan Distilasi”, Skripsi S1, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Indonesia, hal 37. Qi, Z., (2006), “Review of Biomass Pyrolysis Oil Properties and Upgrading Research” Elsevier, Energy Conversion and Management. Yulistiani, R., (2008),“Monograf Asap Cair Sebagai Bahan Pengawet Alami Pada Produk Daging dan Ikan”, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, hal 50-53. Widiya, Idral, dan Zultiniar, (2013), “Pengaruh Suhu dan Waktu Distilasi Terhadap Komposisi Kimia Asap Cair Dari Kulit Durian”, Skripsi S1, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Riau, Indonesia. Maga, J.A., (1988),“Smoke in Food Processing”, CRC Press-Inc, Boca Raton Florida, 1-3; pp. 113 -138. Kartal, S.N., Imamura Y., Tsuchiya F., Ohsato K., (2004), “Preliminary Evaluation of Fungicidal and Termiticidal Activity of Filtrates from Biomassa Sharry Fuel Production”, Journal Bioresource Technology, Vol. 95, pp. 4147. | in_ID |
dc.description.abstract | Distilasi asap cair merupakan salah satu metoda pemisahan asap cair berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Distilasi asap cair bertujuan untuk mendapatkan sifat fungsional dari asap cair,
serta menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan seperti tar dan benzopiren. Bahan bakuyang digunakan adalah limbah serbuk gergaji kayu glugu yang diperoleh dari pengrajin kayu di daerah Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Rangkaian alat yang digunakan terdiri dari alat pirolisis dan destilasi. Serbuk kayu dibersihkan, dihaluskan, di-screening dengan ukuran40 mesh,dandi-oven selama 8 jam. Bahan sebanyak 1 kg dimasukkan ke dalam reaktor, ditambahkan katalis zeolit 250 gram dan dipirolisis pada suhu 450C. Asap cair dari proses pirolisis sebanyak 500 mL selanjutnya didistilasi untuk memisahkan asam asetat. Variabel berubah yangdigunakan dalam penelitian adalah waktu distilasi (130, 140, 150,160 dan 170 menit) dan kecepatan pengadukan (400, 600, 800, 1000, dan 1200 rpm). Distilat yang dihasilkan kemudian dianalisis yield-nya serta karakteristik dari distilat yang meliputi pH, berat jenis, warna, serta konsentrasi asam asetat. Pada variasi waktu distilasi 130, 140, 150, 160, dan 170 menit, diperoleh waktu optimal untuk menghasilkan yield asam asetat adalah 170 menit dengan yield sebesar 3,738%dandengan konsentrasi optimumasam asetat sebesar 13,951 N dihasilkan pada waktu 30 menit. Sedangkan, pada variasi kecepatanpengadukan 400, 600, 800, 1000, dan 1200 rpm, diperoleh yield asam
asetat optimum sebesar 5,373% pada kecepatan 400 rpm, sementara konsentrasi asam asetat
optimum dihasilkan pada kecepatan 800 rpm sebesar 12,696 N. Karakteristik distilat pada variasi suhu menunjukkan warna yang berbeda-beda dan pH yang semakin menurun. Sedangkan, pada variasi waktu distilasi nilai pH meningkat dan distilat berwarna kuning jernih. Pada variasi kecepatan, warna distilat kuning jernih dengan nilai pH cenderung sama yaitu 2. | in_ID |