MODEL MANAJEMEN PEMENTASAN KESENIAN RONGGENG UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH
View/ Open
Date
2010-08Author
Al-Ma’ruf, Ali Imron
Widyastutieningrum, Sri Rochana
M. Yahya
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun model manajemen pementasan kesenian
Ronggeng guna menunjang pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni Tahap I (2007), Tahap II (2008),
dan Tahap III (2009). Pada tahap I (2007) difokuskan pada penciptaan model manajemen
pementasan kesenian ronggeng untuk menunjang pariwisata di Banyumas. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development)
dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan empat teknik: (1)
pengamatan terhadap kondisi manajemen pementasan ronggeng, (2) wawancara
mendalam (in-depth interviewing) dengan informan kunci: seniman ronggeng,
budayawan/ pengamat seni tradisi, Pimpinan dan staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Banyumas, biro perjalanan wisata, dan Kepala UPT Lokasi Pariwisata
Baturraden; (3) telaah pustaka yang terkait dengan kesenian Ronggeng dan pariwisata,
dan (4) Forum Group Discussion (FGD). Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan
model analisis interakif Mils & Huberman (1984). Dalam setiap tahapan pengumpulan
data dilakukan penyusunan proposisi, interpretasi data, dan penarikan simpulan. Adapun
hasil penelitian adalah model manajemen profesional dalam pementasan kesenian
Ronggeng untuk menunjang pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyumas
meliputi: (1) sosialisasi dan publikasi dalam event yang dihadiri publik/massa, (2)
promosi secara optimal melalui media visual (pamflet, spanduk, dan slide film bioskup),
audio (RRI, radio swasta niaga, dan siaran mobil keliling), dan audiovisual (rekaman
pementasan kesenian ronggeng dalam VCD/ DVD), (3) penggalian dana sponsor dari
institusi/ yayasan yang memiliki komitmen terhadap kesenian tradisi dan perusahaan
multinasional dan internasional, (4) pelayanan yang baik terhadap wisatawan dengan
penampilan/sikap positif para petugas pariwisata, informasi wisata yang komunikatif,
dan arena pementasan ronggeng yang nyaman dan aman, dan (5) pembentukan jaringan
kerja sama sinergis pihak-pihak terkait: Pimpinan dan staf Dinparbud Kabupaten
Banyumas, Kepala UPT Lokasi Pariwisata, seniman ronggeng, budayawan/ pengamat
seni tradisi, biro perjalanan wisata, serta media massa. Dengan kerja sama sinergis
keenam pihak terkait diharapkan pementasan kesenian ronggeng untuk menunjang
pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah dapat terwujud.