dc.identifier.citation | BNSP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan. Versi 1.0-tahun 2010 Bryan, L ( 2005). Once upon a time: a grimm approach to character education. Journal of Social Studies Research. Cedar Hall: Spring 2005. Vol. 29, Iss. 1; pg. 3, 4 pgs Bulach,C. R,. (2000). Implementing a character education curriculum and assesing it”s impact on student behavior. Presentation at the Character Education Partnership in Philadelphia. College of Education. State University of West Georgia arrollton Depdiknas, (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Lickona, T. (1991). Educating for character: how our school can teach respect and responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam Books. Lickona, T. ( 2004). Character matters: how to help our children developgood judgment, integrity, and other essential virtues. New York: Simon & Schusters, Inc. Kemendikbud. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Pemendiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Permendiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Rich, D. (1997). Mega skills, building children’s achievement for the information age. New York: Houghton Mifflin Company T H E Journal (Technological Horizons In Education), “Systems thinking encourages interdisciplinary approach”. (cooperative project in Georgia's Glynn County School System utilizes STELLA II from High Performance Systems Inc.) (Applications). 20.n4 (Nov 1992). InfoTrac Humanities & Education Collection. Web. 26 Jan. 2010. Winaryati, E. (2 Desember 2009). Sinergitas pemberdayaan rembang. Wacana Lokal. Suara Merdeka, p. 9. Winaryati, E. (2010). Model pembelajaran sains berbasis poteni daerah: upaya penguatan ”NILAI –NILAI LUHUR BANGSA” pada sekolah dasar dan menengah. Prosiding Seminar Nasional “Menyongsong Pendidikan Sains Masa Depan Berbasis Nilai Luhur Bangsa”. Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 23 Oktober. ISBN:978-602-99456-0-7, Winaryati, E., Handarsari, E., & Faturrohman, A.,. (2012). Analysis pengembangan model pembelajaran ”wisata lokal” pada pembelajaran sains. Prosding Univ. Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). ISBN : 978-602-18809-0-6.7. Winaryati, E., Mufnaety. (2012). Kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor pada pembelajaran IPA SMP di kota Seearang. Prosding Univ. Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). ISBN : 978-602- 18809-0-6.7 Winaryati, E. (2013). Evaluasi Pembelajaran Guru IPA SMP Di Kota Semarang. Jurnal Pendidikan Sains, Universitas Muhammadiyah Semarang, Volume 01 Nomor 01. Winaryati, E., Iriyanto, S., & Faturrohman, A. (2013a). Desain model pembelajaran ”wisata lokal” kabupaten rembang, jawa tengah. Prosding Semnas UNS IX, ISBN No. 978-602- 8580-51-9 tanggal 9 Nopember 2013. Winaryati, E., Iriyanto, S., & Faturrohman, A. (2013b). Developmen model pembelajaran ”wisata lokal” kabupaten rembang, jawa tengah. Prosding UNSOED. 26- 27 Nopember 2013. Zuhdi, D., dkk. (2013). Pendidikan karakter (konsep dasar dan implementasi di perguruan tinggi). Yogyakarta: UNY Press | in_ID |
dc.description.abstract | Model pembalajaran “Wisata Lokal” adalah suatu model yang mengoptimalkan fungsi, peran, dan manfaat potensi daerah, baik kelebihan maupun kekurangannya. Model pembelajaran “Wisata Lokal”, dikemas melalui local tourism-class (pemasangan poster dan material yang berisi potensi daerah dalam ruang kelas) dan local tourism-information yakni informasi potensi daerah yang dikemas dalam bentuk web “Wisata Lokal”. Model ini sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai karakter peserta didik. Nilai karakter dari model pembelajaran “Wisata Lokal” dapat dipeoleh meliputi: proses penyusunan konten dari model, konten/informasi dari model, serta proses instruksional yang terjadi. Berdasarkan enam belas tujuan membangun karakter, model ini sangat memungkinkan dapat menumbuhkan nilai karakter pada peserta didik. Model
pembelajaran “Wisata Lokal” sangat dekat dengan kehidupan dan lingkungan peserta didik, sehingga sangat memungkinkan memberi kemanfaatan bagi masa, serta terlaksananya nilai-nilai karakter peserta didik secara berkelanjutan. Hasil penelitian memberikan rekomendasi, perlu diimplementasikannya model pembelajaran “Wisata Lokal” di sekolah, untuk penerapan nilai-nilai karakter pada peserta didik. | in_ID |