Keragaan Klon-Klon Abaca (Musa textilis Nee) Hasil Kultur In-Vitro pada Fase Aklimatisasi
Abstract
Pengadaan bibit pada tanaman abaca secara masal melalui perbanyakan vegetatif lebih sulit dilakukan
dibandingkan melalui perbanyakan generatif. Sejalan dengan perkembangan teknik kultur jaringan, pengadaan
bibit secara masal melalui perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan mudah. Aklimatisasi merupakan
tahapan dalam teknik kultur jaringan guna membantu planlet untuk berdaptasi di lingkungan non steril.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keragaan klon-klon abaca (Musa textilis nee) hasil kultur in-vitro
pada fase aklimatisasi dilakukan di rumah kasa Balittas Malang pada bulan November 2012 - Maret 2013
dengan menggunakan 11 klon abaca. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang 4 kali.
Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri dari 25 planlet. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah tunas, jumlah daun, panjang dan lebar daun. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan
dilanjutkan dengan uji DMRT pada signifikansi 95%. Analisis korelasi dan regresi antara panjang dan lebar daun
dengan tinggi dan diameter bibit abaca dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak minitab 15. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa klon Tangongon EMS menghasilkan karakter morfologi (tinggi, lingkar batang,
panjang dan lebar daun) yang lebih baik dibandingkan klon-klon lainnya.