dc.identifier.citation | Arviyanti, E. dan N., Yulimartani. 2010. Pengaruh Penambahan Air Limbah Tapioka pada Proses Pembuatan Nata. (Online), (eprints.undip.ac.id/3468), diakses pada 25 Mei 2013. Budiarti, R.S. 2008. Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter xylinum terhadap Ketebalan dan Rendemen Selulosa Nata de Soya. Biospecies 1(1): 19-24. (Online), (http://online-journal.unja.ac.id), diakses pada 28 April 2013. Budiharta. 2006, Menyadap Lontar, Menenggak Rupiah. UPT BKTKR Purwodadi. (Online). (http://www.krpurwodadi.lipi.go.id), diakses tanggal 2 Februari 2012. Burhanuddin. 2005, Prospek pengembangan Usaha Koperasi dalam Produksi Gula Aren. (Online). (www.smecda.com/kajian/files/hslkajian/kajian_gula_aren. pdf), diakses tanggal 20 Februari 2012. Djajati, S., U., Sarofa, A., dan Syamsul. 2010. Pembuatan Nata de Manggo (Kajian: Konsentrasi Sukrosa dan Lama Fermentasi). (Online), (repository.its.ac.id), diakses pada 25 Mei 2013. Hani’ah. 2000. Pengaruh Berbagai Kadar Gula terhadap Tebal dan Berat Nata de Soya Selama Lima Periode Panen. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Nainggolan. 2009. Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp Dalam Kombucha-Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa) pada Kadar Gula dan Lama Fermentasi yang Berbeda. Desertasi. Medan: Universitas Sumatera Selatan. (Online), diakses tanggal 2 Desember 2011. Nadiyah, Krisdianto, Ajizah, dan Aulia. 2005. Kemampuan Bakteri Acetobacter xylinum Mengubah Karbohidrat pada Limbah Padi (Bekatul) Menjadi Sel-lulosa. Bioscientiae. 2: 37- 47 (Online), (http://bioscientiae.tripod.com), diakses pada 29 Mei 2013. Nilasari. 1997. Pembuatan Nata de Soya dari Whey Tahu, Kajian dari Tingkat Kepadatan Medium dan Diameter Wadah Fermentasi. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Nurhayati, S. 2006. Kajian Pengaruh Kadar Gula dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Nata de Soya. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi 7 (1): 40-47, diakses tanggal 23 Oktober 2012. Nuroniah, S.H, Rostiwati, T., dan Bustomi. S. 2010. Sintesa Hasil Penelitian Lontar (Borassus flabellifer) sebagai Sumber Energi Bioetanol Potensial. Bogor: Kementerian Kehutanan, diakses tanggal 1 Agustus 2012. Pakpahan, A. 2012. Ada apa dengan gula?. (Online), (http://majalahkesehatan. com/ada-apa-dengan-gula/), diakses tanggal 23 Oktober 2012. Pambayun. 2002. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Yogyakarta: Kanisius. Rahayuningsih. Daya Simpan Gula Siwalan Kristal Ditinjau dari Jenis Pengemas dan Kondisi Pengemasan. Jurnal Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Hal 1-10. (Online), diakses tanggal 3 Pebruari 2012. Sudarmadji. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian (Edisi Keempat). Yogyakarta: Liberty. Suparti, Yanti, dan Asngad. A. 2007. Pemanfaatan Ampas Buah Sirsak (Annona muricata) sebagai Bahan Dasar Pembuatan Nata dengan Penambahan Gula Aren. Jurnal MIPA 17(1): 1-9, diakses tanggal 23 Mei 2013. Sutarminingsih. 2004. Peluang Usaha Nata de Coco. Yogyakarta: Kanisius. Wahyudi. 2003. Memproduksi Nata de Coco. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Wahyudi, 2007. Pengaruh Varietas dan Umur Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Tebal, Berat, dan Kadar Serat Nata de Coco. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Wahyuni.1996. Pengaruh Penambahan Ekstrak Nenas pada Medium Air Kelapa terhadap Kecepatan Pembentukan Lapisan Nata pada Proses Pembuatan Nata de coco. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: IKIP Malang. Warisno.2000. Mudah dan Praktis Membuat nata de Coco. Jakarta: Agromedia. Yusmarini, U., Pato, V.S., dan Johan. 2004. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Gula dan Sumber Nitrogen terhadap Produksi Nata de Pina. SAGU. 3(1): 20-27, diakses tanggal 23 Mei 2013. | in_ID |
dc.description.abstract | Penuaan (aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-lahan
untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta fungsi normalnya.
Faktor yang mempengaruhi penuaan salah satunya berasal dari paparan sinar ultraviolet (UV).
Radikal bebas yang terbentuk akibat dari sinar ultraviolet mengaktifkan mitogenactivated protein
kinase pathways menghasilkan kolagenase matriks metaloproteinase (MMP-1) yang dapat
menghancurkan kolagen, sehingga menyebabkan hilangnya kekuatan dan fleksibilitas kulit yang
mengakibatkan kulit menjadi terlihat keriput. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
memperlambat proses penuaan salah satunya dengan memanfaatkan senyawa alami. Virtual
screening adalah metode komputasi yang digunakan untuk menemukan senyawa kandidat
struktur desain obat dan pemodelan molekul melalui proses screening terhadap sebuah database
senyawa kimia. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh profil senyawa alami kandidat inhibitor
MMP 1 sebagai anti aging melalui virtual screening. Metode penelitian ini menggunakan
webserver dan software. Pemilihan dan Koleksi Struktur 3D Protein MMP1 dan Ligan (webserver
Uniprot dan PDB), Validasi struktur 3D protein MMP1 (SAVES webserver), Virtual screening
(webserver I-Dock dan MTiOpenScreen serta software Pyrx 0,8 ) Visualisasi 2D dan 3D hasil
docking (software Pymol, dan LigPlus). Hasil dari penelitian melalui metode virtual screening
didapatkan senyawa ZINC03947432 (Luteolin 7-galactoside). Senyawa Luteolin 7-galactoside
termasuk dalam kelompok senyawa flavonoid. | in_ID |