Show simple item record

dc.contributor.authorRahmawati, Indriana
dc.contributor.authorHastuti, Utami Sri
dc.contributor.authorSundari, Syifa
dc.contributor.authorMastika, Laily Maghfiro Kamil
dc.date.accessioned2016-10-05T03:35:59Z
dc.date.available2016-10-05T03:35:59Z
dc.date.issued2016-05-21
dc.identifier.citationBennett, J.W dan Klich, M. 2003. Mycotoxins. Clinical Microbiology Reviews 16(3):497-516. Cowan, M. K. 2012. Microbiology a Systems Approach Third Edition. New York: McGraw-Hill. Chan, W.H dan Shiao, N.H. 2007. Effect of Citrinin on Mouse Embryonic Development in vitro and in vivo. Reproductive Toxicology 24(1): 120-125. Deacon, J.W. 2006. Fungal Biologi 4 th Edition. Australia : Blackwell Publishing. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Gandjar, I., Samson, R., Vermeeulen, K., Oetari, A., dan Santoso, I. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hastuti, U. S., Dipu, Y. V., & Mariyanti. 2011. Isolasi dan Identifikasi Mikoflora Kapang Kontaminan pada Kue Pia yang Dijual di Kota Malang. Biologi, sains, lingkungan, dan pembelajarannya menuju pembangunan karakter: kumpulan makalah seminar nasional VIII, Pendidikan Biologi FKIP UNS,Surakarta, 16 Juli. Kusuma, R.D. 1992. Mempelajari Pengaruh Penambahan Pengawet pada Nira Aren (Arenga pinnata Merr) terhadap Mutu Gula Merah, Gula Semut, Sirup Nira, dan Gula Putih yang Dihasilkan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Kusuma, S. A. F. 2009. Karya Ilmiah: Uji Biokimia Bakteri. Sumedang: Universitas Padjadjaran Fakulta Farmasi. Makfoeld, D. 1993. Mikotoksin Pangan. Yogyakarta: Kanisius. Peraica, M., Radic, B., Lucic, A., dan Pavlovic, M. 1999. Toxic Effect of Moycotoxins in Human. Bulletin of the World Health Organization 77(9):754-766. Purnama, W. B., Indrayudha, P., & Munawaroh, R. 2013.Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus Aareus, Pseudomonas aeruginosa,Bacillus subtilis dan Escherichia coli, (Online), (http://eprints.ums.ac.id), diakses 2 Mei 2016. Reiss, J. 1977. Mycotoxins in Foodstuffs. x. Production of Citrinin by Penicillium chrysogenum in bread. Food and Cosmetics Toxicology 15(4):303-307. Salamah, E., Sukarsa, D.R., dan Damayanti, N.K. 1996. Pengaruh KOnsentrasi Gula dan Garam terhadap Mutu Jambal Roti. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 2(2):25-30. Samson, Robert A., Hoekstra, Ellen., dan Van Ooeschol Connie, A N. 1981. Introduction to food-born fungi. Netherlands : Centraalbureau Voor Schimmelcultures. Singh, N.D., Sharma, A.K., Patil, R.D., Rahman, S., Leishangthem,G.D., dan Kumar, M. 2014. Effect of feeding graded doses of Citrinin on clinical and teratology in female Wistar rats. Indian Journal of Experimental Biology 52:159-167. Susiwi, 2009. Keruskan Pangan, (Online), (http://file.upi.edu), diakses 2 Mei 2016. Versilovskis, A dan Saegar, S. 2009. Sterigmatocystin: Occurrence in foodstuffs and analytical methods – An overview. Molecular Nutrition and Food Research 54(1): 136-147. Widodo, Wahyu. 2010.Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak, (Online),(http://wahyuwidodo.staff.umm.ac.id), diakses 2 Mei 2016.in_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/7605
dc.description.abstractJenang merupakan makanan yang terbuat dari kombinasi beberapa bahan diantaranya tepung ketan, gula merah, santan kelapa, dan tepung beras. Jenang memungkinkan dapat terkontaminasi oleh kapang. Nutrisi yang terkandung dalam bahan pembuatan jenang dapat digunakan oleh kapang untuk tumbuh dan berkembang. Jenang yang terkontaminasi oleh kapang menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies-spesies kapang kontaminan pada jenang yang dijual di Trenggalek yang disimpan selama 7x24jam. Sampel jenang sebanyak 10 gram dihaluskan kemudian dilarutkan dalam 90 mL larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh larutan sampel pada tingkat pengenceran 10 . Setelah itu dilakukan pengenceran secara bertingkat sehingga diperoleh pengenceran pada tingkat 10 -2 , 10 -3 , 10 -4 , 10 -5 , dan 10 -6 . Sampel pada masing-masing tingkat pengenceran tersebut diinokulasikan sebanyak 0,1 mL pada medium Potato Dextrosa Agar(PDA), kemudian diinkubasikan pada suhu 25-27 o C selama 7x24 jam. Masing-masing koloni yang berbeda diisolasi dan diidentifikasi. Pembuatan preparat kapang dilakukan dengan menggunakan metode slide culture. Hasil pengamatan morfologi koloni dan mikroskopis dideskripsikan untuk keperluan identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 spesies kapang kontaminan pada jenang yang dijual di Trenggalek, yaitu Aspergillus nidulans (Eidam) Vuill, Penicillium digitatum Sacc.,Cladosporium cladosporioides, Penicillium chrysogenum Thom., dan Mycelia sterilla.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectKapang kontaminanin_ID
dc.subjectJenangin_ID
dc.subjectTrenggalekin_ID
dc.titleIsolasi dan Identifikasi Kapang Kontaminan Pada Jenang yang Dijual di Trenggalekin_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record