dc.identifier.citation | Agrovin. 2015. TARTARIC ACID. Alcázar de San Juan. Aiache, J. . 1993. Farmasetika 2 Biofarmasi. Surabaya: Airlangga University Press. Hasyim, N., & Pare, K. L. 2012. Formulasi dan Uji Efektifitas ekstrak Daun Cocor Bebek pada Kelinci. Medical Journal of Hasanuddin University, 16(2). Irsan, M.A., Pakki, E. & U. 2013. Uji Iritasi Krim Antioksidan Ekstrak Biji Lengkeng (Euphoria longana Stend) Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi Dan Farmakologi. Joenoes, N. Z. 2001. Ars Prescribendi (Resep Yang Rasional). Surabaya : Airlangga University Press. Joseph B., Sridhar B., Sankarganesh, J. and B. T. E. (2011). Rare Medicinal Plant-Kalanchoe Pinnata. Lieberman, H.A., L.Lachman, J. B. S. 1992. Pharmaceutical Dosage Forms (1st ed.). New York.: Marcel Dekker Inc. Majaz A., Tatiya A.U., Khurshid M., Nazi S., S. S. 2011. The Miracle Plant (Kalanchoe pinnata) A 188 Phytochemical And Pharmacological Review. International Journal of Research in Ayurveda & Pharmacy, 2(5), 1478–1482. Moenadjat, Y. 2001. Luka Bakar Dalam Penge- tahuan Klinik Praktis (2nd ed.). jakarta. NN, D. 1998. Current Concept of Burn therapy. Yugoslavia. Sharon N., Anam S., Y. 2013. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Online Jurnal of Natural Science, 2(3), 111–122. Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan P. 2002. umbuhan Obat II, Hasil Penelitian, Sifat- sifat dan Penggunaan. Pusat Studi Obat Tradisional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Vivin Sulistiyana Putri, T.N. Saifullah Sulaiman, dan P. I. 2013. Formulasi krim ekstrak etanol herba pegagan (centella asiatica (l.) Urban) konsentrasi 6% dan 10% dengan basis cold cream dan vanishing cream serta uji aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. (S. Noeroto & S., Eds.). yogyakarta. | in_ID |
dc.description.abstract | Tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata L.) mengandung flvonoid yang berkhasiat untuk
menyembuh luka terbakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sediaan krim ekstrak
etanol daun cocor bebekterhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci dan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun cocor bebek pada sediaan krim terhadap efektifitas tingkat
penyembuhan luka bakar pada kelinci. Ekstrak daun cocor bebek diformulasi menjadi sediaan krim
tipe M/A dengan berbagai konsentrasi yaitu 2,5% (F2), 5% (F3), 10% (F4). Sediaan krim diuji sifat
fisik (uji organoleptis, uji daya lekat, uji daya sebar, uji viskositas, dan uji pH.), sediaan krim
digunakan pada luka bakar kelinci sebanyak 5 ekor kelinci, Setiap punggung kelinci dibagi menjadi
6 luka bakar, pertama adalah tanpa obat, kedua adalah kontrol basis krim, ketiga adalah kontrol
positif, III-VI berturut-turut adalah sediaan dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%. Data
pengukuran diameter penyembuhan luka bakar dianalisis secara statistik dengan uji KolmogorovSmirnov
dilanjutkan dengan analisis non parametrik Kruskal-Wallis. Hasil menunjukkan bahwa
sediaan krim ekstrak daun cocor bebek dengan konsentrasi 5% lebih cepat dalam penyembuhan
luka bakar dengan waktu 22,0 ± 6,7 hari, sedangkan krim ekstrak daun cocor bebek dengan
konsentrasi 2,5%, dan 10% berturut-turut adalah 23,8 ± 6,7 hari, dan 25,6 ± 6,5 hari, uji KruskalWallis terdapat hasil 0,745 (p> 0,05) menunjukan nilai tidak signifikan dari waktu penyembuhan,
secara statistik berarti tidak ada perbedaan efek antara semua perlakuan. | in_ID |