dc.identifier.citation | Asrul, L., Kahar Mustari, Lita Permatasari. 2011. Respon Bibit Tanaman Kakao Asal Somatic Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek 2016 (ISSN: 2557-533X) Embryogenesis Terhadap Interval Pemberian Air dan Penggunaan Pupuk Organik Cair. Jurnal Agromika. Badan Pusat Statistik, 2012. Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten/Kota diJawaTengah Tahun 2011 (ha) dan Produksi Komoditi Perkebunan RakyatMenurut Jenis Tanaman di Jawa Tengah Tahun 2007 - 2011. BadanPusatStatistik. (Deptan) Departemen Pertanian, 2009. Pusat Data dan Informasi: Komoditi KakaoDepartemen pertanian, 2006. Produksi, Luas Areal dan Produktivitas sayuran di Indonesia http://www.deptan.go.id.Diakses tgl 23Agustus 2011. Didiek H.G dan Yufnal Away. 2004. Orgadek Aktivator Pengomposan. Hasil Penelitian Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor Dolcas Biotech LLC. 2008. http://info@dolcas-biotech.com Foidle, N., Makkar H.P.S and Becker K. 2001.The Potential Of (Moringa oleiferaLamk) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakchoy ( Brassica rapa L) yangDitanam Secara Hidroponik dan Sumbangannya Terhadap Pembelajaran Biologi Di SMA. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi Unsri. Fuglie, L. 2001. The Miracle Tree (The Multiple Attribute of Moringa) CWS: DakarSinegal. Gilbert RA, Morris DR, Rambelt CR, McCrey JM, Perdomo RE, Eiland B, Powel G,Montes G. 2008. Sugarcane response to mill mud, fertilizer, and soybean nutrient source on sandy soil.Agron. J. 100 : 845 - 854 Harjadi, S.S. 2006. Dasar-dasar Agronomi. Jakarta: Gramedia. Harsini dan Susilowati,2010. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao dari Limbah PerkebunanKakao Sebagai Bahan Baku Pulp Dengan Proses Organosol V.Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2(2): 80-89 International Rice Research Institute [IRRI]. 1999. Standard Evaluation System of Rice.Philippines: International Rice Research Institute Krisnadi, D. 2012. Ekstrak Daun Kelor Tingkatkan Hasil Panen. Tersedia :http://kelorina.com/daun-kelor-tingkatkan-hasil-panen/. Diakses tgl.24 Oktober 2015. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Tumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Liferdi L., R. Poerwanto., A.D. Susila, K. Idris, dan I.W. Mangku. 2009. Korelasi kadar hara fosfor daun dengan produksi tanaman manggis. J. Hort. 18(3): 283-292 Lingga dan Marsono.2008.Petunjuk Penggunaan Pupuk.Jakarta: Penebar Swadaya. Mahmud, Z. 2006. Anda bertanya kami menjawab Infotek jarak pagar (Jatropha curcas L). Bogor : puslitbang perkebunan 1 (3) : 12. Rosniawaty, Santi. 2005. Pengaruh Kompos Kulit Buah Kakao Dan Kascing Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.) Kultivar Upper Amazone Hybrid (Uah). Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNPAD. Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: UGMPress. Utami S, Haneda NF.2013. Pemanfaatan Etnobotani dari Hutan Tropis Bengkulusebagai Pestisida Nabati (Utilization of Ethnobotany from Bengkulu Tropical Forest as Biopesticide).JMHT 16 (3): 143–147. Vinay Kumar. 2012. Moringa oleifera: A Food Plant with Multiple Medicinal Uses.(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ptr.2023/pdf) | in_ID |
dc.description.abstract | Limbah tanaman kakao dan daun kelor biasanya hanya dibuang dan dapat mengganggu
lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah kulit kakao mengandung nitrogen, kalsium dan
magnesium yang tinggi. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik
cair untuk memicu pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi dan
interval penggunaan pupuk organik cair kombinasi daun kelor dan kulit kakao terbaik untuk
pertumbuhan tanaman bayam. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan dua faktor,
faktor 1 yaitu pupuk (P1=40%, P2=50%, dan P3=60%), faktor 2 interval penyiraman (I1=3 hari sekali,
I2=4 hari sekali, dan I3=5 hari sekali) dengan 9 perlakuan dan 2 kali ulangan. Parameter yang diamati
yaitu tinggi batang, jumlah daun, dan berat basah. Pengamatan dilakukan dua minggu sekali selama satu
bulan.. Data hasil perlakuan dianalisis dengan ANOVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan terbaik untuk pertumbuhan tinggi batang yaitu pada P3I1, sedangkan perlakuan terbaik untuk
pertumbuhan jumlah daun dan berat basah yaitu pada P1I3. Terdapat pengaruh interaksi antara pupuk
dengan interval penyiraman terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun. Akan tetapi, pada
pertumbuhan berat basah tidak ada pengaruh interaksi antara dua faktor tersebut. | in_ID |