dc.contributor.author | Husniah, Salissatul | |
dc.contributor.author | Rahayu, Triastuti | |
dc.date.accessioned | 2016-12-26T01:45:02Z | |
dc.date.available | 2016-12-26T01:45:02Z | |
dc.date.issued | 2016-05-21 | |
dc.identifier.citation | 1. Ditjen, pom. (1995). Acuan sediaan herbal volume kelima, 3-7. Direktorat jendral pom. Jakarta: departemen kesehatan republik indonesia. 2. Jannah, A., Hayati EK, Mukhlisoh W. (2010). Efektivitas Antibakteri Ekstrak Akuades dan Ekstrak Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Kimia Bahan Alam. Bandung: ITB. 3. Nisa, C & Rodinah. (2005). Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin. Bioscientiae. Vol. 2 No. 2: 23-36. 4. Purnobasuki, H. (2011). Perkecambahan. Jakarta: Grafindo. 5. Sharaf, E. MA., & Weathers, P.(2006). Movement and containment of microbial contamination in the nutrient mist bioreactor. In Vitro Cell Dev Biol-Plant 42, 553-557. 6. Sitompul, S. M., & Guritno, B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal. 24. 7. Sutopo, L. (2010). Teknologi Benih. Jakarta. Hlm. 2-3. 8. Ummah. Mk. (2010). Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) (Kajian Variasi Pelarut). Skripsi. Malang: Kimia UIN Malang. | in_ID |
dc.identifier.issn | 2557-533X | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/8059 | |
dc.description.abstract | Masalah utama dalam teknik perbanyakan tanaman kultur jaringan tanaman adalah kontaminasi oleh
bakteri atau jamur, untuk mengatasi kontaminasi ini sering menggunakan Plant Preservative Mixture (PPM)
sebagai antimikroba. Buah dan daun belimbing wuluh mengandung golongan senyawa oksalat, fenol, flavonoid,
tanin, sulfur, dan asam format yang mengandung banyak manfaat salah satunya dapat menjadi antibakteri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah dan daun belimbing wuluh dapat menghambat
kontaminasi pada pertumbuhan biji kacang hijau secara in vitro. Rancangan penelitian ini dengan Rancangan
Acak Lengkap 2 faktor yaitu: faktor 1: Buah belimbing wuluh (E1); daun belimbing wuluh (E2) dan faktor 2
:Konsentrasi ekstrak 15% (K2) ; konsentrasi ekstrak 30% (K3). Ekstraksi buah dan daun belimbing wuluh
dilakukan dengan metode infundasi menggunakan pelarut air (1:10) temperature pelarut air harus mencapai
suhu 90
0
C selama 15 menit dengan bantuan waterbath. Parameter yang diamati selama 5 hari dari tanaman biji
kacang hijau adalah persentase media tidak kontaminasi, tinggi batang, jumlah akar, dan kondisi kecambah.
Kondisi kecambah pada E1K1, E2K2, E2K2, dan E2K3 adalah normal. Ekstrak daun belimbing wuluh
konsentrasi 15% efektif untuk mencegah kontaminasi sebesar 70 % pada pertumbuhan biji kacang hijau secara
in vitro. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | in_ID |
dc.subject | in vitro | in_ID |
dc.subject | buah dan daun belimbing wuluh | in_ID |
dc.subject | antimikroba | in_ID |
dc.title | Efektivitas Daun Belimbing Wuluh Untuk Menghambat Kontaminasi pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Secara in Vitro | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |