Show simple item record

dc.contributor.authorLatif, Sahabuddin
dc.contributor.authorRahim, Ramli
dc.contributor.authorHamzah, Baharuddin
dc.date.accessioned2016-12-31T03:13:20Z
dc.date.available2016-12-31T03:13:20Z
dc.date.issued2016-12-07
dc.identifier.citationASHRAE, (2004), “Thermal Environmental Condition for Human Occupancy (ASHRAE Standard 55)” ASHRAE: Atlanta US. Badan Meteorologi dan Geofisika, (2003), “Climate Information Di Beberapa Kota Indonesia Juni 2003” http://www.meteo.bmg.go.id/klimatologi/ infoklimat.htm, diakses 8 Agustus 2003. Baharuddin, Ishak, M T, Beddu, S, & Yahya, M., (2012), “Kenyamanan Termal Gedung Kuliah Bersama Kampus Baru Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin” Paper presented at the Semesta Arsitektur Nusantara (SAN) 1, Universitas Brawijaya, Malang. Baharuddin, Ishak, M T, Beddu, S, & Osman, M Y., (2013), “Analisis Kenyamanan dan Lingkungan Termal pada Ruang Kuliah dengan Ventilasi Alami (Studi Kasus: Kampus II Fakultas Teknik Unhas Gowa)” Paper presented at the Semesta Arsitektur Nusantara (SAN) 2, Universitas Brawijaya, Malang. Baharuddin, Rahim, MR, Ishak, MT, Amin, S., (2014), “The Effect of Environmental Factors on the Thermal Comfort of Occupants in Building Interior” Paper presented at the International Seminar on 15th SENVAR and 2nd AVAN, Jurusan Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Makassar. Bayong, T.H.K., (1987), “Iklim dan Lingkungan” Cendekia Jaya Utama. Jakarta. Buratti, Cinzia, & Ricciardi, Paola, (2009), “Adaptive analysis of thermal comfort in university classrooms: Correlation between experimental data and mathematical models” Building and Environment, 44(4), 674- 687. Busch, J.F. (1990), “Thermal responses to the Thai office environment”. ASHRAE Transaction 96 (1) pp. 859-872. Corgnati, Stefano Paolo, Ansaldi, Roberta, & Filippi, Marco, (2009), “Thermal comfort in Italian classrooms under free running conditions during mid seasons: Assessment through objective and subjective approaches” Building and Environment, 44(4), 785-792. Corgnati, Stefano Paolo, Filippi, Marco, & Viazzo, Sara, (2007), “Perception of the thermal environment in high school and university classrooms: Subjective preferences and thermal comfort” Building and Environment, 42(2), 951-959. de Dear, R.J, Leow, K.G., Ameen, A., (1991), “Thermal comfort in the humid tropics. Part I. Climate chamber experiments on temperature preferences in Singapore” ASHRAE Transaction 97 (1) pp. 874-879. Departemen Pekerjaan Umum, (1993), “Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi energi pada Bangunan Gedung (SK SNI T-14- 1993-03)” Bandung: Yayasan Lembaga Penelitian Masalah Bangunan. Fanger, P.O, (1970), “Thermal Comfort—Analysis and Applications in Environmental Engineering” Copenhagen.: Danish Technical Press. Feriadi, Henry, & Wong, Nyuk Hien, (2004), “Thermal comfort for naturally ventilated houses in Indonesia” Energy and Buildings, 36(7), 614-626. Hwang, Ruey-Lung, Lin, Tzu-Ping, & Kuo, Nai-Jung, (2006), “Field experiments on thermal comfort in campus classrooms in Taiwan” Energy and Buildings, 38(1), 53-62. ISO 7730, (1995), “Moderate Thermal Environments—Determination of the PMV and PPD Indices and Specifications for Thermal Comfort (2nd ed.)” Geneva, Switzerland.: International Organisation for Standardisation. Karyono, T.H., (2000), “Teori Adaptasi dan Keberlakuannya Bagi Penentuan Suhu Nyaman di Indonesia”. Kalang, Jurnal Arsitektur Tarumanegara, Vol.II No.1. Karyono, Tri Harso, (1993), “Higher PMV causes higher energy consumption in air-conditioned buildings: a case study in Jakarta, Indonesia”. In F. Nicol, et al. (eds.) Standard for Thermal Comfort: Indoor Air Temperature Standard for the 21st Century, Chapman & Hall, London, pp. 2-19-226. Kwok, Alison G., & Chun, Chungyoon, (2003), “Thermal comfort in Japanese schools” Solar Energy, 74(3), 245- 252. Lippsmeier, G., (1994) “Bangunan Tropis” Alih bahasa Syahmir Nasution. Erlangga. Jakarta. Mangunwijaya, YB., (1988), “Pengantar Fisika Bangunan” Jakarta: Djambatan. Mendell, M.J., & Heath, G.A., (2005), “Do indoor pollutants and thermal conditions in schools influence student performance? A critical review of the literature” Indoor Air, 15, 27-52. Mors, Sander ter, Hensen, Jan L. M., Loomans, Marcel G. L. C., & Boerstra, Atze C., (2011), “Adaptive thermal comfort in primary school classrooms: Creating and validating PMV-based comfort charts” Building and Environment, 46(12), 2454-2461. Pepler, R.D., & Warner, R.E. (1968). “Temperature and learning: an experimental study” ASHRAE Transactions, 74(1), 211–224. Satwiko, Prasasto, (2003), “Fisika Bangunan 2” Andi: Jogyakarta. Sensharma, N.P., Woods, J.E., & Goodwin, A.K., (1998), “Relationship between the indoor environment and productivity: a literature review” ASHRAE Transactions, 1A, 104. Soegijanto, (1999), “Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau dari Aspek Fisika Bangunan” Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Stefano Paolo Corgnati, Marco Filippi, Sara Viazzo, (2007) “Perception of the thermal environment in high school and university classrooms: Subjective preferences and thermal comfort” Building and Environment, Volume 42, Issue 2, February 2007, Pages 951–959. Teli, Despoina, Jentsch, Mark F., & James, Patrick A. B., (2012), “Naturally ventilated classrooms: An assessment of existing comfort models for predicting the thermal sensation and preference of primary school children” Energy and Buildings, 53(0), 166-182. Wong, Nyuk Hien, & Khoo, Shan Shan, (2003), “Thermal comfort in classrooms in the tropics” Energy and Buildings, 35(4), 337-351.in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8077
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kenyamanan dan preferensi termal pengguna (murid/siswa) di dalam ruang kelas sekolah dasar di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang pengambilan datanya melalui survei. Penelitian dilakukan dalam ruang kelas sekolah yang dipilih sebagai studi kasus yaitu SD Inpres Tamalanrea IV Makassar. Adapun data yang diambil meliputi data personal (pakaian dan metabolik rate) serta pengukuran parameter lingkungan: temperatur udara, kelembaban udara, mean radiant temperature (MRT) dan kecepatan aliran udara. Pada saat yang bersamaan murid/siswa diminta mengisi kuisioner yang menanyakan tingkat kenyamanan yang dirasakan penghuni dengan menggunakan thermal sensation vote (TSV) dan thermal comfort vote (TCV). Selain itu responden diminta pula untuk memberi pendapat tentang kondisi termal yang diinginkan (thermal preference), apakah lingkungan termal pada saat itu dapat diterima atau tidak. Pengukuran parameter lingkungan dijadikan referensi untuk menghitung Operative Temperature (OT). Terpilih siswa/murid kelas 4a, 4b, 5a, 5b, 6a dan 6b yang dijadikan sampel penelitian. Hasil pengukuran pada jam 08.00-10.50 WITA menunjukkan temperatur tertinggi 32,52○C dengan kelembaban relatif udara berkisar 60-76%. Walaupun hasil pengukuran menunjukkan temperatur yang tinggi dan lembab, hasil survei kenyamanan pengguna menunjukkan bahwa sebagian responden tetap merasa nyaman. Hal ini barangkali diakibatkan oleh karena responden sudah terbiasa dengan temperatur yang ada. Hasil model TSV dan model TCP dari penelitian ini sangat jauh perbedaannya, maka disarankan untuk melakukan penelitian tambahan dengan data yang lebih banyak lagi dan sebelum pengisian kuisioner, responden sudah harus memahami dengan baik makna dari istilah-istilah yang di pakai.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherFakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectKenyamanan Termalin_ID
dc.subjectPreferensiin_ID
dc.subjectSensasiin_ID
dc.subjectSekolah Dasarin_ID
dc.titleAnalisis Kenyamanan Termal Siswa di Dalam Ruang Kelas (Studi Kasus SD Inpres Tamalanrea IV Makassar)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record