Morfologi Serat Pelepah Tanaman Salak Hasil Proses Biopulping Menggunakan Kultur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor
dc.contributor.author | Rahayu, Triastuti | |
dc.contributor.author | Asngad, Aminah | |
dc.contributor.author | Suparti | |
dc.date.accessioned | 2017-01-05T02:33:09Z | |
dc.date.available | 2017-01-05T02:33:09Z | |
dc.date.issued | 2016-12-07 | |
dc.identifier.citation | Ahmed. A, Gary M. Scott, Masood Akhtar and Gary C. Myers, 1998, Biokraft Pulping of Kenaf and its Bleachability, Preceeding North American Nonwood Fiber Symposium. Akhtar. M., G. M. Scott , R. E. Swaney, and T. K. Kirk, 1992. Overview of Biomechanical and Biochemical Pulping Research, ACS Symposium Series, American Chemical Society, Washington, DC Azhari. A., Falah. S., Nurjannah. L., Suryani, dan Bintang., M., 2014., Delignifikasi Batang Kayu Sengon oleh Trametes versicolor, Current Biochemistry Journal, Volume 1 (1): 1-10. Bajpai, P., 2012, Biotechnology for Pulp and Paper Processing, DOI 10.1007/978-1-4614-1409-4_7, Springer Science+Business Media. LLC Fatriasari. W., Anita. S.H., Falah. F., Adi. T.N., dan Hermiati. E., 2010, Biopulping Bambu Betung Menggunakan Kultur Campur Jamur Pelapuk Putih (Trametes versicolor, Pleurotus ostreatus dan Phanerochaete crysosporium), Berita Selulosa, Vol. 45, No. 2, Desember 2010 : 44 – 56. Isroi, Millati, R., Syamsiah, S., Niklasson, C., Cahyanto, M.N., Lundquist, K., Taherzadeh, M.J., 2011. Biological Treatment of Lignocelulloses With White-Rot Fungi and Its Applications : A Review. Bioresources.com. Kirk, T.K., Burgess, R.R, and Koning, J.W. 1992. Use Fungi in Pulping Wood : An Overview of Biopulping Research. New York : Routledge, Chapman & Hall, Chapter 7. Kuntari, 2010. Pemanfaatan Limbah Mendong Sebagai Bahan Baku Kertas Seni. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol 11 No. 3 hal 188-194 Nurjannah. I, dan Asngad. A., 2015, Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Singkong Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan NaOH Dan Pewarna Alami, Skripsi. UMS. Pratiwi dan Asngad, 2015, Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan NaOH Dan Pewarna Alami, Skripsi, UMS. Raharjo, W.P., Rudy S., Anindito P., M. Agus C., and Triyono. 2016. Mechanical Properties of Untreated and Alkaline Treated Fibers from Zalacca Midrib Wastes. Sustainable Energy and Advanced Materials AIP Conf. Proc. 1717, 040018-1-040018-8; doi: 10.1063/1.4943461 Riyanti, L.A.A. dan Asngad. A., 2015, Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Kacang Tanah Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Naoh Dan Pewarna Alami, Skripsi, UMS. Srivilai, P., Chaiseana, W., Loutchanwoot, P., and Dornbundit, P., 2013, Comparison of Differences Between the Wood Degradation by Monokaryons (n) and Dikaryons (2n) of White Rot Fungus (Cambodian phellinus linteus), Journal of Biological Sciences 13 (3) : 131-138, ISSN 1727-3048. | in_ID |
dc.identifier.issn | 1412-9612 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/8096 | |
dc.description.abstract | Serat pelepah tanaman salak yang menjadi limbah perkebunan salak di Kabupaten Sleman Yogyakarta sama sekali belum dimanfaatkan dan menjadi sampah/limbah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui morfologi serat pelepah tanaman salak hasil perlakuan menggunakan jamur pelapuk putih (P. chrysosporium dan Trametes versicolor) dengan lama inkubasi 45 hari. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu jenis inokulum jamur pelapuk putih (J0=kontrol, J1=P.crysosporium (PC), dan J2=Trametes versicolor (TV). Pelepah tanaman salak dibuat serpih berukuran ± 1,6 cm dengan pencacah sampah kemudian dikeringkan dan direndam dengan air bersih 24 jam. Setelah ditiriskan, serpih dimasukkan dalam plastic tahan panas dan disterilkan dalam autoclave selama 30 menit pada suhu 121°C. Kultur jamur pelapuk putih dari kultur cair diinokulasi dalam serpih pelepah salak 10% kemudian diinkubasi pada suhu ruang (2930˚C) selama 45 hari. Parameter yang diamati adalah kerapatan pertumbuhan miselium JPP, warna serat setelah masa inkubasi berakhir, dan foto SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miselium PC mengalami pertumbuhan lebih cepat sampai minggu ke-3 dibandingkan TV, tetapi akhir inkubasi tampak miselium TV tumbuh bagus sama dengan PC. Warna serat/serpih pelapah salak dengan perlakuan JPP menjadi lebih putih dibandingkan kontrol, dan dengan SEM terlihat permukaan serat lebih kasar pada perlakuan dengan PC karena degradasi matriks. Serat dengan perlakuan TV tampak permukaan halus dan koloni JPP tetapi belum terlihat degradasi matriks. Kesimpulan penelitian ini adalah morfologi serat pelepah salak dengan perlakuan PC menunjukkan tingkat degradasi lebih lanjut dibandingkan TV. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta | in_ID |
dc.subject | biopulping | in_ID |
dc.subject | jamur pelapuk putih | in_ID |
dc.subject | pelepah salak | in_ID |
dc.subject | serat | in_ID |
dc.title | Morfologi Serat Pelepah Tanaman Salak Hasil Proses Biopulping Menggunakan Kultur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |