Inkubator Bagi Kewirausahaan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
View/ Open
Date
2016-12-07Author
S., Suranto
M., Muhtadi
Santosa, Totok Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
IPTEKS Bagi Kewirausahaan (IbK) yang dijalankan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)pada tahun pertama ini bertujuan: (a)mengimplementasikan peran IPTEKS dan mendampingi
mahasiswa, alumni menjadi tenant (wirausaha) yang mandiri, (b) penguatan inkubator bisnis yang
dimiliki UMS, melalui pelatihan tindakan wirausaha secara langsung, pemberdayaan potensi tenant,
dan penguatan kegiatan wirausaha. Program IbK sangat bermanfaat bagi tenant dalam rangka
memajukan usaha. Metode pendampingan berbasis potensi, berupa pelatihan, pemetaan potensi
usaha, motivasi, fasilitasi bagi 20 tenant dari para praktisi. Program IbK dilaksanakan mulai 20
maret hingga nopember 2016, memilih 20 tenant (wirausaha baru)sesuai kelompok bidang:
ketahanan pangan, herbal, peternakan-perikanan, kuliner dan fashion. Hasil seleksi tahun pertama
20 tenant, 10 tenant dibantu dalam pendanaan. Model pendampingan dan pemberdayaan secara
doing, empowering, facilitating dan evaluating. Tahapan proses mendapatkan tenant melalui
rekruitmen, penggalian potensi/bakat, interview dan finger print (test sidik jari). Materi pelatihan
meliputi pendalaman manajemen bisnis, pengelolaan keuangan, online shop marketing, pengenalan
pengembangan usaha, manajemen ritel dan franches. Anggota tenant meliputi mahasiswa PKMK,
mahasiswa dan alumni yang merintis usaha baru. Waktu pelaksanaan pelatihan, pemberdayaan,
pendampingan selama 3 bulan di kelas dan 4 bulan monitoring dilapangan. Pelaksanaan
pendampingan bekerjasama dengan lembaga socialpreneur yang ada di Universitas Muhammadiyah
Surakarta dan lembaga usaha yang memiliki kompetensi sesuai bidang, seperti: (a) Sekolah Vokasi,
mendukung peralatan berbasis teknologi, pelatihan dan tempat pelatihan (b) LazisMu, mendukung
keuangan dalam pelaksanaan pendampingan (c) Talents Center, mendukung pelaksanaan penggalian
potensi entrepreneur berbasis bakat, IIBF (Indonesian Islamic Business Forum kota Solo) dan HIPMI
(Himpunan Pengusaha Muda kota Sragen). Hasil pendampingan, sesuai observasi selama 7 bulan
telah menghasilkan 10 tenant mandiri dari jumlah 20 tenant, artinya ada 10 tenant menjadi
wirausaha baru yang mapan, sisanya 10 tenant masih terus merintis dan menggeluti usaha. Harapan
ke depan, program IbK yang dijalankan mampu melahirkan wirausaha baru, menciptakan peluang
kerja bagi alumni UMS.