Pengaruh Ketebalan Core Melintang Pada Rekayasa dan Manufaktur Bahan Komposit Hybrid Sandwich Terhadap Peningkatan Kekuatan Bending
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh ketebalan core terhadap peningkatan kekuatan
bending komposit hibrid sandwich berpenguat serat kenaf dan serat gelas bermatrix Polyester dengan
core kayu pinus pada posisi melintang. Pola kegagalannnya diamati dengan photo makro.
Bahan utama penelitian adalah serat kenaf anyam dan serat E-Glass anyam, resin unsaturated
polyester 157 BQTN, kayu pinus. Hardener yang digunakan adalah MEKPO dengan konsentrasi 1%.
Komposit dibuat dengan metode cetak tekan hidrolis. Komposit sandwich tersusun terdiri dari dua
skin (lamina komposit hibrid) dengan core ditengahnya pada posisi melintang. Lamina komposit
hibrid sebagai skin terdiri dari beberapa lamina serat gelas anyam dan lamina serat kenaf. Fraksi
volume serat komposit hibrid sebagai skin adalah 30%. Core yang digunakan adalah kayu pinus yang
dipotong pada arah melintang. Core yang digunakan ada 4 macam variasi ketebalan yaitu 5, 10, 15
dan 20 mm. Spesimen dan prosedur pengujian bending mengacu pada standart ASTM C 393.
Penampang patahan dilakukan foto makro untuk mengidentifikasi pola kegagalannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menahan momen bending komposit sandwich
meningkat seiring dengan penambahan ketebalan core melintang pada komposit hibrid sandwich.
Kekuatan bending komposit hibrid sandwich meningkat seiring dengan penambahan ketebalan pada
core melintang. Tegangan (kekuatan)bending komposit hibrid sandwich memiliki harga yang paling
optimum pada ketebalan core 5 mm. Tahapan pola kegagalan komposit sandwich adalah kegagalan
tarik skin komposit sisi bawah, kegagalan geser core, delaminasi skin komposit sisi atas dengan core,
kegagalan skin komposit sisi atas.