dc.identifier.citation | Ashadi, 2013, Sinkretisme dalam Tata Ruang Mesjid Wali Songo, Nalars Volume 12 No 1 Januari 2013 : 1-16, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Erika, 2007, Difusi, Akulturasi, dan Asimilasi : Konsep, Contoh, dan Perbedaannya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Frick.H., Mulyani.T.H., 2006, Arsitektur Ekologis, Kanisius, Yogyakarta. Indah S., Turita, 2011, Meniti Sinkretisme Teks Tantu Panggělaran, Kawistara, Volume 1 No. 2, 17 Agustus 2011. J. Sinar Tandjaja, F.Christian, 1992, Wujud Arsitektur Sebagai Ungkapan Makna Sosial Budaya Manusia, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Lacy, Bill, 1991, 100 Contemporary Architects, London. Moedjiono, 2011, Ragam Hias dan Warna Sebagai Simbol dalam Arsitektur Cina, Volume 11, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Mutiari, Dhani, 2010, Pengaruh Politik terhadap Arsitektur Rumah Cina, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pramono, Esnan, 2015. Ornamentasi pada Bangunan Bersejarah Kebudayaan Islam dan Tionghoa di Lasem, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rencana Umum Tata Ruang Kota, Kabupaten Rembang tahun 2011-2031. http://rachmitayeni.blogspot.co.id, diakses pada hari sabtu 2 april 2016. | in_ID |
dc.description.abstract | Lasem merupakan kota di pesisir pantai utara Jawa yang kaya dengan beragam budaya dan etnis.
Masyarakat yang multicultural menyebabkan beragamnya kebudayaan akibat persilangan budaya itu
sendiri, sehingga Kota Lasem memiliki beragam warisan budaya, sejarah, seni, dan arsitektur. Dalam
perkembangannya di Kota Lasem belum terlihat kemajuan pengelolaan potensi tersebut. Kota Lasem
sebagai kawasan heritage sangat potensial, terlihat dengan adanya bukti pendataan oleh Program
Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Kabupaten Rembang dengan ditemukannya beragam
warisan budaya. Selain itu pemerintah Kabupaten Rembang dalam RUTRK juga telah mencantumkan
pengelolaan Kota Lasem sebagai kawasan cagar budaya dan kota pusaka. Melihat potensi heritage
kota Lasem, maka perlu adanya pengelolaan potensi-potensi yang ada di Lasem. Permasalahannya
adalah bagaimanakah wujud pengelolaan yang paling efektif yang dapat digunakan untuk proses
pelestarian heritage di Lasem.
Pengetahuan tentang sejarah dan budaya masyarakat multiculture di Kota Lasem yang terdiri atas
kebudayaan masyarakat Cina dan masyarakat Jawa Islam beserta alkulturasinya menjadi dasar
dalam konsep perencanaan. Pemahaman tentang wadah yang dapat digunakan sebagai pusat
aktifitas secara tangible dan intangible bagi masyarakat atau komunitas penggiat pelestarian
heritage. Kedua background knowledge ini menjadi dasar literature di dalam menyelesaikan
masalah.
Metode yang digunakan adalah diskripsi kualitatif untuk menemukan konsep perencanaan dan sintesa
sebagai langkah mengintegrasikan informasi. Kedua proses dilakukan sampai akhirnya menemukan
bahwa perlu mengembangkan dan memperkenalkan kota Lasem kepada masyarakat luas salah
satunya dengan membuat wadah yang berupa Lasem Heritage Center yaitu pusat warisan budaya
yang mewadahi peninggalan kebudayaan dan sejarah kota Lasem. Pengelolaan dari gedung ini
melibatkan komunitas-komunitas yang ada di Lasem. Konsep desain bangunan berlanggam etnik
kontemporer yaitu dengan tujuan untuk mengangkat arsitektur etnik tradisional di Lasem dalam
desain yang modern. | in_ID |