dc.identifier.citation | Barrie, Donald S.and Paulson, Boyd C., (1995), “Manajemen Konstruksi Profesional”, ed. 2, trans. Sudinarto, Erlangga, pp. 18-24 Construction Management Association of America, (2010), “An Owner’s Guide to Construction Management”,CMAA, pp. 11-13 Ervianto, Wulfram I. , (2005), "Manajemen Proyek konstruksi", Andy Offset, pp. xx-xx Thomsett, Michael C.,(2010),“The Little Black Book of Project Management”, American Management Association (AMACOM), pp. 29-33 Tuelah,Joel D.P.,Tjakra,Jeremias,Walangitan,D.R.O., (2014), "Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi pada Tahap Pelaksanaan Proyek Pembangunan: Studi Kasus The Lagoon Taman Sari", Jurnal Tekno Sipil, Vol. 12 (61), pp. 47-53 Wahyu, S., (Juli 2002), "Perlu Dipertanyakan Degradasi CM", Konstruksi, pp. 54-56 _____, (2007), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Tatacara Pembangunan Gedung Negara | in_ID |
dc.description.abstract | Proyek konstruksi berskala besar umumnya melibatkan jasa konsultan Manajemen Konstruksi,
dengan tujuan agar kinerja proyek tercapai. Lingkup kerja Konsultan MK dinyatakan dalam dokumen
kontrak sebagai kesepakatan tertulis antara pemilik proyek dan Konsultan MK. Dalam observasi
awal terhadap proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat tinggi di DKI Jakarta ditengarai
bahwa penggunaan jasa Konsultan MK tidak sepenuhnya menjamin tercapainya seluruh target
kinerja, khususnya kinerja waktu. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah lingkup kerja pada
dokumen kontrak benar-benar telah mencakup peran utuh Konsultan MK. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi lingkup kerja yang signifikan bagi kinerja waktu proyek konstruksi, khususnya pada
tahap pelaksanaan,tetapi tidak dicantumkan dalam dokumen kontrak sehingga mereduksi peran
Konsultan MK. Pada tahap pertama dilakukan analisis lingkup kerja melalui perbandingan antara
Construction Management Association of America (CMAA)dan dokumen kontrak standarKonsultan
MK serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007, dengan tujuan untuk
menginventarisasi lingkup kerja yang tereduksi. Pada tahap kedua dilakukan penyebaran kuesioner
dengan responden pakar manajemen kontruksi yangterdiri dari akademisi dan profesional yang
berpengalaman dalam proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat tinggi di DKI Jakarta,
dilengkapi dengan wawancara. Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif terhadap hasil,
teridentifikasi lingkup kerja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja waktu namun umumnya
tidak tercakup dalam dokumen kontrak meliputi: layanan tambahan dengan kompensasi biaya,
manajemen proyek, manajemen biaya, manajemen sistem informasi, dan manajemen waktu. | in_ID |