dc.identifier.citation | Agostinho LCL, Nascimento L and Cavaloanti BF., (2012). Water Hardness Removal for Industrial Use: Application of the Electrolysis Process. Scientivic Reports, Vol 1 (9) pp:1-5 Asril Riyanto. (1994). Bahan Galian Industri Bentonit. Direktorat Pertambangan Umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral Astuti Widi. (2005). Proses Pelunakan Air Sadah Menggunakan Zeolit Alam Lampung. Widya Riset No. 1 (8). LIPI. UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI Fritz,S.J and Srhenk George H. (1979). Quantitative Analytical Chemistry Fourth Edition. Boston:Allyn and Bacon,Inc Grim, R.E.(1953). Clay Mineralogy. United Stated of America:Mcgraw Hill Book Company, inc. Karna Wijaya, dkk. (2002). Studi Kestabilan Termall dan Asam Lempung Bentonit. Indonesian Journal of Chemistry.Volume 2 Konrad Dorfner, Anton J.Hartono.(1995). Iptek Penukar Ion. Yogyakarta:Penerbit Andi. Marsidi, R. (2001). Zeolit untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol 2 (1) pp:1-10 Pecsock R.L; Shiel L.D; Cairns T.Mc William. (1976). Modern Methods of Chemical Analysis 2 edition. New York: John Willey and Sons Powell, S.T. (1954). Water Conditioning For Industri. pp. 146 – 192. Mc.Graw Hill Book Company.Inc. New York. Saeed, A.M and Hamzah, M.J., (2013). New approach for removal of total hardness (Ca 245 2+ , Mg ) from water using commercial polyacrylic acid hydrogel beads, study and application. International Journal of Advanced Biological and Biomedical Research, Vol 1 (9) pp: 1142-1156 Sudjadi. (1998). Metode Pemisahan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Vogel. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan oleh L.Setiono dan A.Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta:PT.Kalman Media Pustaka Vogel. (1994). Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan oleh L.Setiono dan A.Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta:PT.Kalman Media Pustaka | in_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pelunakan air sadah menggunakan bentonit yang
diaktivasi menggunakan metode pertukaran ion pada kolom kromatografi serta mengetahui pH
optimum kondisi kolom yang menghasilkan efisiensi terbesar. Bentonit dihaluskan dan diayak
menggunakan ayakan 100 mesh kemudian gunakan sebagai fasa diam. Aktivasi bentonit dilakukan
secara fisika dan kimia. Aktivasi secara fisika dilakukan dengan kalsinasi pada suhu 400 ºC, dan
aktivasi secara kimia dengan perendaman menggunakan HCl 1 M. Penentuan kapasitas penukar
kation dilakukan dengan menginteraksikan bentonit dengan NaCl jenuh lalu dititrasi dengan NaOH
0,05 N. Penentuan pengaruh pH kolom kromatografi terhadap hasil pelunakan dilakukan dengan
memvariasikan pH kolom kromatografi ketika proses pelunakan yaitu pada pH 1-4. Konsentrasi
sampel yang mengandung ion kalsium diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom pada
panjang gelombang 422,7 nm. Sedangkan untuk ion magnesium diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 285,2 nm. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas penukar ion dari bentonit yang
diaktivasi adalah 0,0349 miliequivalen/gram, sedangkan kapasitas penukar kation bentonit yang tidak
diaktivasi dalah 0,005 miliequivalen/gram, . Hasil memperlihatkan pH optimum yang menghasilkan
persen efisiensi terbesar pada kedua logam dengan bentonit diaktivasi terjadi pada pH 3. Efisiensi
terbesar untuk ion kalsium adalah 94,38% dan ion magnesium adalah 98,12%. | in_ID |