Show simple item record

dc.contributor.authorMulyadi, Asep
dc.contributor.authorJupri
dc.date.accessioned2017-04-27T06:50:49Z
dc.date.available2017-04-27T06:50:49Z
dc.date.issued2016-06-04
dc.identifier.citationAfandi. 2010. Modul: Konservasi Tanah dan Air. Universitas Lampung: Bandar Lampung. Anonim. 2011. Daerah Aliran Sungan (DAS). Tersedia di: http://acehpedia.org/Daerah Aliran Sungai. Anonim. 2011. Daerah Aliran Sungai (DAS). Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki Direktorat Kehutanan dan Sumberdaya Air. Modul Kajian Model Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu. Irwanto. 2006. Makalah Konsep Perencanaan Pengelolaan DAS Terpadu, Yogyakarta. Insania Tresnawati, Aneu.2005. Studi Morfokonservasi DAS Citarik Hulu. FPIPS UPI Bandung: Skripsi Jamulya dan Sunarto. 1991. Modul Kursus Evaluasi Sumberdaya Lahan. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Jamulya, dkk. 1991. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Fakultas Geografi Universitas Gajah mada Ruhimat, Mamat dan Bambang U. 2003. Memahami Geografi. Cetakan kedua. Jakarta: Ganeca Exact. Sutanto, Rachman. 2009.Dasar-dasar ilmu tanah.Yogyakarta: Kanisius Sutono, S. 2009. Paper: Pendugaan Erosi pada Lahan Sawah dan Lahan Kering Sub DA Ci Tarik dan DAS Kaligarang. PPTA: Bogor. Utomo, Wani Hadi. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta: Rajawali.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-044-0
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8564
dc.description.abstractSalah satu tujuan dari pembangunan pertanian, khususnya sektor pertanian pangan adalah untuk memelihara pemantapan swasembada pangan yang sampai saat ini masih bersifat fluktuatif. Tujuan tersebut, sangat terkait dengan ketersediaan sumber daya lahan yang berkualitas. Berbagai kendala yang berkaitan dengan ketersediaan sumberdaya lahan tersebut, terjadi oleh karena adanya konversi lahan pertanian menjadi peruntukan lahan non pertanian di daerah dataran rendah. Akibatnya terjadi perambahan kawasan hutan dan daerah hulu untuk dijadikan kawasan pertanian. Budidaya lahan pertanian pada lahan demikian, kalu tidak hati-hatisangat rentan terhadap degradasi sumberdaya lahan dan lingkungan dalam jangka panjang akan merugikan kepentingan ekonomi dan ekologis. Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh merupakan bagian dari DAS Citarum di Kawasan Cekungan Bandung, dan daerah aliran sungai ini mengalami permasalahan diatas yang cukup serius. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini menganalisis tingkat kekritisan lahan dan persebaran tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Cikeruh. Dengan menggunakan pendekatan satuan lahan sebagai satuan analisis yang diperoleh dari tumpang susun peta jenis tanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan dilakukan proses identifikasi terhadap parameter kekritisan lahan dari aspek tanah, topografi, erosi, dan tutupan lahan. Kemudian dilakukan dilakukan proses matching antara data parameter dengan TOR Kekritisan lahan diperoleh tingkat kekritisan lahan dan sebarannya. Dari penelitian terungkap bahwa Tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Ci Keruh Dari 24 plot kajian di Sub DAS Ci Keruh menunjukan sebagian besar termasuk pada kategori lahan potensial kritis. Penyebarannya di Sub DAS Cikeruh cukup merata. Diantara berbagai faktor yang menyebabkan kritisnya suatu lahan lebih banyak dipengaruhi oleh Kemiringan Lereng, Faktor Tanah, Bahaya Erosi, dan Tutupan Vegetasinya.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectLahan Kritisin_ID
dc.subjectSub DAS Cikeruhin_ID
dc.titleKajian Lahan Kritis Sub Daerah Aliran Cikeruh di Kawasan Cekungan Bandungin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record