dc.identifier.citation | Alordiah, Ochuko Caroline, Grace Akpadaka, dan Christy Orit Seweyimi. (2015). The Influence of Gender, School Location and Socio-Economic Status on Students’ Academic Achievement in mathematics. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 6 (17): 130-136. Anggo, Mustamin. (2011). Pemecahan Masalah Matematika Konseptual untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognitif Siswa. Edumatica, 1 (2): 35–42. Anggo, Mustamin, Mohammad Salam, Suhar, dan Yulsi Satri. (2014). Strategi Metakognisi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 5 (1): 81–88 Fitriyah, Izzatul dan Rini setianingsih. (2014). Metakognisi Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Dan Gender. Mathedunesa, 3(3): 120-124 Fitrianti. Sutji R. & Muh. Rizal. (2016). Analisis Metakognisi Siswa SMP Negeri I Buko Dalam Memecahkan Masalah Matematika. e-Jurnal Mitra Sains, 4(1), 58-65. Jaleel, Sajna dan Premachandran P. (2016). A Study on The Metacognitive Awareness of Secondary School Students. Universal of Education Research, 4 (1): 165-172 Kemendikbud. (2011). TIMSS (trends in internasional mathematicand science study). Diakses pada 28 oktober 2016 dari (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss) NCTM. (1999). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematic. Reston, VA: NCTM Nugrahaningsih, Theresia Kriswianti. (2012). Metakognisi Siswa Sma Kelas Akselerasi Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Magistra. 24(82): 37-50 Nurdalillah, Edi Syahputra, dan Diah Armanto. (2013). Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dan Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, 16 (2): 109-119 Nurmalillah, Cut. (2009). Analisis Ketrampilan metakognisi siswa SMP Negeri di kota Malang Berdasarkan Kemampuan Awal, Tingkat Kelas dan Jenis Kelamin. Jurnal Biologi Edukasi, 1 (2): 18-21 Nursera, Arizha Nanda dan Bambang Sugiarto. (2016). Identifikasi Pola Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah Larutan Penyangga Kelas Xi-Mia Berdasarkan Keterampilan Metakognitif Ditinjau dari Perbedaan Gender. Unesa Journal of Chemical Education, 5 (3): 518-52 Permata, Siska Putri, Suherman, & Media Rosha (2012). Penerapan strategi metakognitif dalam pembelajaran matematika siswa kelas X SMA Negeri 2 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3, 1(1), 8-13. Polya, George. (2004). How To Solve It. USA: Princeton University Press Risnanosanti. (2008). Kemampuan metakognitif siswa dalam pembelajaran matematika. Pythagoras, 4(1), 86-98. Ruqoyah, Siti dan Tommy Adi Wibowo. (2013). Ilmuan Ungkapkan Perbedaan Cara Kerja Otak Pria dan Wanita. Diakses dari http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/463567-ilmuwanungkapperbedaan-cara-kerja-otak-pria-dan-wanita diakses pada tanggal 10 Oktober 2016 Smith, M. K. (2009). Teori Pembelajaran dan Pengajaran: Mengukur Kesuksesan Anda dalam Proses Belajar Mengajar Bersama Psikolog Pendidikan Dunia. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka TIM Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III. Bandung: IMTIM | in_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan metakognisi siswa dalam
memecahkan masalah aritmatika sosial di kelas VII yang ditinjau dari perbedaan gender.
Kemampuan metakognisi pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan (planning),
pemantauan (monitoring), dan evaluasi (Evaluation). Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah dua siswa yang diambil dari kelas VII F di SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini yaitu teknik wawancara, tes, dokumentasi, dan observasi. Keabsahan data
menggunakan triangulasi metode, sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kemampuan metakognisi belum digunakan dengan baik oleh siswa laki-laki. Siswa belum
memenuhi tiga tahapan metakognisi. siswa hanya memenuhi tahap perencanaan. Sedangkan siswa
perempuan telah menggunakan kemampuan metakognisinya dengan baik dalam memecahkan
maasalah. Hal ini dikarenakan siswa perempuan sudah memenuhi tiga tahap kemampuan
metakognisi, | in_ID |