Show simple item record

dc.contributor.authorFirdaus, Hana Puspita Eka
dc.date.accessioned2017-06-21T01:35:55Z
dc.date.available2017-06-21T01:35:55Z
dc.date.issued2017-03-18
dc.identifier.citationBire, Arylien Ludji, dkk. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan KinestetikTerhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan (Online), Volume 44 Nomor 2 November 2014:168-174. Diakses tanggal 21 Januari 2017. Firdaus, Hana Puspita Eka.(2014). Analisis Proses Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Materi Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan. Tesis S2 Program Studi Pendidikan Dasar. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Gunawan, Adi W. (2003). Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Herdiansyah, Haris.( 2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Musser, Gary L, William F. Burger, Blake E. Peterson.(2011). Mathematics for Elementery Teachers: A Contemporary Approach Ninth Edition. New York: John Wiley & Sons. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).(2000). Principles and Standards for Schools Mathematics. Reston: 1906 Association Drive. Sunarsi, Anis. (2009). Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Karanganyar.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. White, Allan L. (2005). Active Mathematics In Classrooms: Finding Out WhyChildren Make Mistakes – And Then Doing SomethingTo Help Them. Square One Journal (Online). Vol 15 No 4:15-19. Diakses tanggal 9 November 2016. Zahroh, Umi, Beni, Asyar. (2014). Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan(Online),Volume 2, Nomor 1, Januari 2014: 72-81. Diakses tanggal 21 Januari 2017. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2010). Quantum Learning. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman.Bandung: Kaifa.in_ID
dc.identifier.issn2502-6526
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8837
dc.description.abstractalah satu kemampuan matematika yang penting dan harus dimiliki oleh mahasiswa pendidikan matematika adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika. Selama perkuliahan mahasiswa telah menerapkan kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan metode Polya yaitu dengan prosedur memahami masalah, merencanakan cara penyelesaian, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Akan tetapi pada praktiknya, mahasiswa masih sering mengalami kesalahan dalam proses menyelesaikan masalah matematika. Menurut Newman ada lima tahapan ketika seseorang menyelesaikan masalah matematika. Dan memungkinkan terjadi kesalahan pada tiap tahapannya yaitu (1) kesalahan dalam tahap membaca; (2) kesalahan dalam tahap memahami; (3) kesalahan dalam tahap transformasi; (4) kesalahan dalam tahap keterampilan proses; (5) kesalahan dalam tahap menuliskan jawaban. Kesalahan tersebut dapat diketahui melalui proses mahasiswa menyelesaikan masalah matematika. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membimbing mahasiswa mengatasi kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah matematika. Salah satunya yaitu memberikan bimbingan kepada mahasiswa sesuai dengan gaya belajarnya.Penelitian ini mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Jember ketika menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya belajarnya. Sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil pada penelitian ini adalah pada siswa bergaya belajar visual, kesalahan yang paling dominan dilakukan adalah kesalahan pada tahap keterampilan proses yaitu sebesar 93%. Pada siswa bergaya belajar auditorial, kesalahan yang paling dominan dilakukan adalah kesalahan pada tahap membaca yaitu sebesar 94%. Pada siswa bergaya belajar kinestetik, kesalahan yang paling dominan dilakukan adalah kesalahan pada tahap keterampilan proses yaitu sebesar 77%. Solusi yang dilakukan dosen untuk mengatasi masalah pada mahasiswa bergaya belajar visual adalah meminta mahasiswa untuk mengecek kembali hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan dan dosen harus memberikan bimbingan kepada kelompok mahasiswa bergaya belajar visual sesuai dengan kecenderungannya yaitu dengan banyak memberikan tampilan secara visual dalam menjelaskan seperti menambahkan diagram alur dan warna pada pasangan persamaan yang akan dieliminasi atau disubstitusi. Pada mahasiswa bergaya belajar auditorial, solusi yang dilakukan oleh dosen adalah dengan menanamkan pemahaman pentingnya membaca soal cerita dengan seksama dan mengetahui kata atau kalimat yang dapat dijadikan informasi dalam menyelesaikan masalah matematika. Sedangkan pada mahasiswa bergaya belajar kinestetik, solusi yang dilakukan dosen adalah memberikan penjelasan kembali kepada kelompok mahasiswa bergaya belajar kinestetik tentang mengubah soal cerita menjadi persamaan sekaligus proses perhitungannya dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi dengan melibatkan mahasiswa secara fisik yaitu meminta mahasiswa untuk menuliskannya secara langsung di papan tulis.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProgram Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectgaya belajarin_ID
dc.subjectkesalahanin_ID
dc.subjectmenyelesaikan masalah matematikain_ID
dc.titleAnalisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Belajarin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record