Gerakan Budaya Literasi di SMAN II Sidoarjo
Abstract
Tulisan ini bertujuan menggambarkan pelaksanaan program gerakan budaya literasi, yang dicanangkan
Dinas Pendidikan (Dispendik) Sidoarjo, di SMAN II Sidoarjo. Penulis akan memaparkan
bagaimana program ini dilaksanakan, harapan guru, serta komentar siswa terhadap kegiatan
tersebut. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama minat bacanya, membuat
Dinas Pendidikan Sidoarjo tergerak untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil pendidikan
yang kurang memuaskan saat ini berkaitan dengan rendahnya budaya membaca dan menulis
di kalangan guru dan siswa. Penulis mewawancarai ketua program literasi SMAN II Sidoarjo,
mengamati pelaksanaannya, dan menyebarkan angket untuk menjaring aspirasi siswa. Sampel
adalah kelas XI MIPA 4 dengan 37 siswa. Kegiatan dilaksanakan selama 15 menit sebelum jam
pertama dimulai. Siswa diminta membaca dan menulis rangkuman apa yang dibacanya saat itu di
sebuah buku dan ditandatangani guru atau wali kelas. Mayoritas siswa hanya membaca 1 (satu)
buku dalam satu bulan dengan kategori novel atau fiksi yang paling banyak digemari. Masukan
dari siswa yang perlu ditindaklanjuti adalah waktu membaca yang kurang panjang dan inovasi
pelaksanaan program supaya tidak membosankan. Sedangkan guru-guru menginginkan petunjuk
teknis pelaksanaan yang lebih detail dari Dispendik lengkap dengan panduan penilain dan
pelaporan kepada orang tua siswa. Sekolah perlu memikirkan cara bagaimana memotivasi gurunya
supaya lebih gemar membaca dan menulis.