Zonasi Wilayah Pinggiran Kota Metropolitan Bandung Raya
Abstract
Kawasan metropolitan Bandung Raya merupakan Pusat Kegiatan Nasional.
Kawasan ini berkembang berbasis dari pertumbuhan Kota Bandung.
Terutama dari jumlah dan kepadatan penduduknya yang mengalami
peningkatan cukup pesat, sehingga memperngaruhi kebutuhan ruang
terutama untuk keperluan pemukiman. Wilayah pinggiran kota
(urbanfringe atau peri urban) mempunyai peran penting dalam mendukung
dinamika kota baik dari aspek fisik maupun sosial ekonomi, sehingga
tatanan ke kotaan pada masa yang aka datang sangat ditentukan oleh
bentuk proses dan dampak perkembangan yang terjadi pada wilayah
pinggiran Kota ini. Transformasi yang bersifat fisik dan sosial akan tersu
mengiringi wilayah ini akibat dari pergeseran pemanfaatan lahan dari
karaktersitik pedesaan (agraris) ke karateristik ke kotaan (pemukiman).
Untuk itu dibutuhkan zonasi wilayah pinggiran kota dari serangkaian proses
transformasi yang terjadi dalam bentuk Struktur Zona Bingkai Kota, Zona
Bingkai Kota Desa, Zona Bingkai Desa Kota, dan Zona Bingkai Desa. Metode
penelitian dan sumber data menggunakan citra landsat 8 tahun 2015 yang
kemudian dilakukan evaluasi dan analisis secara sekasama terhadap zonasi
yang terjadi di wilayah pinggiran Kota Metropolitan Bandung Raya berbasis
proporsi penggunaan lahan yang bersifat agraris dengan penggunaan lahan
kekotaan (Pemukiman). Pada pemetaan skala 1:300.000 kecamatankecamatan
yang berada diwilayah pinggiran Kota Metropolitan Bandung
Raya diperoleh data Zona Bingkai Kota Desa, Zona Bingkai Desa Kota, dan
Zona Bingkai Desa dari zonasi tersebut selanjutnya dapat dijadikan rujukan
dalam penataan dan pengendalian kebijakan pembangunan di Wilayah
Metropolitan Bandung Raya.