Identifikasi Perubahan Iklim Perkotaan (Studi Kasus Kota Jakarta)
Abstract
Temperatur memainkan peranan penting dalam mendeteksi perubahan
iklim yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi. Kebanyakan studi
tentang dampak iklim berdasarkan perubahan pada rata-rata variabel
meteorologi seperti temperatur dan curah hujan. Makalah ini mengkaji
perubahan temporal dan spasial pada rata-rata bulanan temperatur dan
curah hujan di Kota Jakarta selama satu abad terakhir dengan periode
1901-2007. Data yang digunakan berasal dari Stasiun Klimatologi Jakarta
yang relatif berkualitas bagus, rekaman berlangsung lama dan sedikit data
hilang atau kosong dan dari Worldclim. Metode yang dipakai adalah
statistik deskriptik termasuk pemilihan tipe model probabilistik untuk
menggambarkan rata-rata bulanan deret waktu temperatur dan curah
hujan pada musim basah. Perubahan temperatur dan curah hujan jangka
panjang telah dievaluasi dengan uji kecenderungan Mann-Kendall dan
statistik regresi linear. Hasil uji kecenderungan Mann-Kendall sesuai
dengan uji kecenderungan statistik regresi linear untuk data temperatur
dan tidak sesuai unutk data curah hujan. Selama 100 tahun terakhir, data
pengamatan stasiun menunjukkan telah terjadi kenaikan rata-rata bulanan
temperatur udara Kota Jakarta dengan laju 0,152 °C per dekade dan
menunjukkan kenaikan yang terus-menerus dalam rata-rata. Curah hujan
rata-rata bulanan pada saat musim basah (Desember, Januari, Februari)
telah mengalami perubahan pola, rata-rata dan keragamannya. Fungsi
kerapatan probabilitas (PDF) curah hujan telah berubah dari bentuk
Gamma (2) dengan rata-rata 264 mm dan deviasi standar 79 mm pada
periode 30 tahun awal menjadi bentuk Logistik dengan rata-rata 285 mm
dan deviasi standar 67 mm pada periode 30 tahun akhir juga terdapat
sedikit kenaikan dengan kecenderungan linear. Didasarkan pada model
regresi linear, maka temperatur permukaan bulanan Kota Jakarta
diperkirakan berada pada nilai 28,5 oC pada 2050 dan 29,23 oC pada 2100
juga didasarkan pada skenario-skenario RCP ditunjukkan perubahan curah
hujan spasial bulanan di bulan basah di Jakarta berada pada rentang
anomali 2,7 mm sampai 32,3 mm.