Show simple item record

dc.contributor.authorBarreto, Cesario
dc.contributor.authorRajagukguk, Iriene Surya
dc.contributor.authorYulianto, Sri
dc.date.accessioned2017-07-31T02:30:34Z
dc.date.available2017-07-31T02:30:34Z
dc.date.issued2017-05-24
dc.identifier.citation[1] Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kudus dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus, 2015, Kudus Dalam Angka 2011/2015, Kudus : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. [2] Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kudus, 2015, Rancangan Review Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Kudus 2013. 2023, Kudus : Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kudus. [3] Chang, JH, 1974, Climate and Agriculture, An Ecological Survey. Aldine Publishing Company, Chicaho [4] Mock, F. J. 1973. Land Capability Apprassial Indonesia, Water Available Apprassial. FAO/UNDP. Working Paper No. 1. Bogor. Indonesia. [5] Syaifullah, D. 2004. Pembuatan Software Model Neraca Air Metode Thornth Waite-Mather, Laporan Teknis Intern. [6] Syaifullah, D. 2004. Analisis Spasialdefisit Air Kabupaten Kubus dan Peluang Penerapan Teknologi Cuaca, Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 5 No. 3 Jakarta. [7] Thornthwaite, C. W. and J. R. Mather,1957. Instructionand Tables for Computing Potential Evapotranspiration and the Water Balance. Publ.In Clim.Vol. X No. 3.Centerton. New Jesrey.in_ID
dc.identifier.issn2580-8796
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9083
dc.description.abstractKekeringan merupakan salah satu fenomena yang terjadi sebagai dampak sirkulasi musiman ataupun penyimpangan iklim global. Bencana kekeringan dipengaruhi oleh berbagai penyebab seperti iklim yang menyebabkan musim kemarau panjang, intensitas curah hujan, kontur dan penggunaan lahan. Faktor vegetasi dan daerah tangkapan air, tata kelola air dalam memanfaatkan air ikut menjadi faktor penentu yang mempengaruhi ketersediaan air. Pentingnya mengetahui daerah rawan bencana kekeringan adalah untuk mencegah dampak yang lebih luas dari bencana kekeringan, maka diperlukan suatu identifikasi daerah rawan bencana kekeringan dengan menggunakan beberapa parameter yang mempengaruhi seperti curah hujan, kontur dan penggunaan lahan. Sistem Informasi Geografis adalah suatu metode yang dipakai dalam penelitian ini karena dinilai lebih efektif dan efisien dalam melakukan identifikasi daerah rawan bencana kekeringan dengan proses join data spasial dan non spasial serta dilakukan tahapan overlay sehingga dari seluruh parameter tersebut dapat diketahui kelas kerawanannya melalui harkat kerawanan (Skoring) yang kemudian di bagi menjadi 3 (tiga) kelas kerawanan: Tidak berpotensi, berpotensi dan sangat berpotensi. Analisa dari beberapa parameter tersebut menghasilkan Peta Rawan Bencana Kekeringan Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectKekeringanin_ID
dc.subjectQGISin_ID
dc.subjectRawan Bencana Kekeringanin_ID
dc.titleAnalisis Spasial Indeks Kekeringan Kabupaten Kudus Jawa Tengah menggunakan Quantum GISin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record