Show simple item record

dc.contributor.authorIrma, Wirdati
dc.contributor.authorGunawan, Totok
dc.contributor.authorSuratman, S.
dc.date.accessioned2017-08-05T04:35:38Z
dc.date.available2017-08-05T04:35:38Z
dc.date.issued2017-05-22
dc.identifier.citationBPDAS Inrok. 2014. Karakteristik Daerah Aliran Sungai Kampar. Pekanbaru Riau. Hal : 75-76 Brachia, M.F,. 2012. Gambut: Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Gadjah Mada University Pres. Yogyakarta. Hal: 2. Cassel, D.K,.1997. Aquic Conditions and Hydric Soils: The Problems Soils Foreword. Dalam: M. J. Veppraskas & S. W. Sprecher (eds). SSSA Special Publication Number 50. Colmer, T.D. & L.A.C.J. Voesenek. 2009. Flooding tolerance: suites of plant traits invariable environments. Jurnal Functional Plant Biology. Vol.36. Hal: 665–681. Dewi, N. 2009. Respon bibit kelapa sawit terhadap lama penggenangan dan pupuk pelengkap cair. Jurnal Agronobis. Vol 1 No 1. Hal: 135-141. Galbraith, H.P.Amerasinghe., H.A. Lee. 2005. The effects of agricultural irrigation on wetland ecosystems in developing countries: a Literature Review. CA Discussion Paper 1 Colombo, Sri Lanka. Muin, A,. 2009. Teknologi Penanaman Ramin (Gonystylus bancanus Miq. Kurz) Pada Areal bekas Tebangan. Untan Press. Pontiakan. Hal: 16 Najiyati, S,. L. Muslihat & I.N.N. Suryadiputra. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Pertanian Berkelanjutan. Wetland International – Indonesia Programme. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Jakarta. Rhee, S., Kithheber, D., Brown, T., Merrill, R., Dilts, R, & Tighe, S,. 2004. Report on Biodivrsity and Tropical Forests in Indonesia, Submitted in accordance with Foreign Assistance Act Sections 118/119 diunduh pada tanggal 15 Mei 2017. Tersedia pada http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/Pnada949.pdf. Hal ; 3-21. Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati Cikampek, KPH Purwakarta, Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB. Jawa Barat. Bogor: Hal 10 Sharma, N, & Joshi, S.P,. 2008. Comparative study of a fresh water swamp of Doon Valley. Journal American Science. Vol.4 No.1 Hal: 7-10. Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Hal: 206-218 Sukandarrumidi. 2009. Rekayasa Gambut, Briket Batubara, dan Sampah Organik: Usaha Memanfaatkan Sumberdaya Alam yang Terpinggirkan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 3, 12. Sukandarrumidi. 2008. Batubara dan Gambut. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 131. Sundarapandian, SM. & P.S. Swamy. 2000. Forest ecosystem structure and composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of Tropical Forest Science. Vol.12 No.1 Hal: 104-123. Visser, E.J.W. & L.A.C.J. Voesenek. 2004. Acclimation to soil flooding–sensing and signal-transduction. Jurnal Plant and Soil. Vol.2 No.54 Hal: 197-214. Wibisono, L. T. C., S. Labueni & I.N.N. Suryadiputra. 2005. Panduan Rehabilitasi dan Teknik Silvikultur. Jakarta. Yusuf, R., Purwaningsih & Gusman. 2005. Komposisi dan struktur vegetasi hutan alam rimbo panti, Sumatera Barat. Jurnal Biodiversitas. Vol.6 No.4 Hal: 266-271. Wosten JHM and HP Ritzema. 2002. Challenges in Land and Water Management for Peatland Development in Sarawak. In: JO. Rieley, and SE. Page, with B. Setiadi,(Eds.), Peatlands for People: Natural Resource Functions and Sustainable Management, Proceedings of the International Symposium on Tropical Peatland, 22-23 August 2001, Jakarta, Indonesia. BPPT and Indonesian Peat Association.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-072-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9171
dc.description.abstractTutupan lahan gambut di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar Riau Sumatera telah mengalami perubahan. Maraknya keberadaan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) menyebabkan hilangnya vegetasi alami gambut. Akibatnya fungsi lahan gambut mengalami penuruan bahkan sudah mengalami kerusakan. Tutupan lahan berupa vegetasi merupakan kunci utama dalam menjaga keseimbangan ekosistem lahan gambut. Tujuan penelitian untuk menghitung biodiversitas vegetasi di Hilir DAS Kampar Riau Sumatera dan mengetahui pengelolaan lingkungan ekosistem lahan gambut dalam mempertahankan biodiversitas vegetasi pada Hilir DAS Kampar Riau Sumatera. Metode yang digunakan adalah metode survey, transek plot dan wawancara mendalam. Hasil penelitian berupa Nilai biodiversitas/indeks keanekaragaman vegetasi dari masing-masing stasiun yaitu, stasiun I. H’=2.54, stasiun II. H’=1.19, stasiun III. H’=2.83 dan stasiun IV. H’=0. Masyarakat dan perusahaan mempertahankan keberadaan biodiversitas vegetasi di hutan primer. Masyarakat memanfaatkan hasil hutan dengan menebang kayu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pasca penebangan dilakukan penanaman kembali mengganti kayu yang sudah digunakan. Kesimpulannya adalah Kategori gambut di lokasi penelitian masuk pada kedalaman sedang sampai sangat dalam. Indeks biodiversitas atau keanekaragaman vegetasi lahan gambut di Hilir DAS Kampar Riau Sumatera mempunyai kategori rendah dan sedang. Kearifan lokal masyarakat dan restorasi yang dilakukan oleh perusahaan mampu mempertahankan keberadaan biodiversitas jenis vegetasi pada lahan gambut yang tersisa.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectPengelolaanin_ID
dc.subjectlahan gambutin_ID
dc.subjectbiodiversitas vegetasiin_ID
dc.titlePengelolaan Ekosistem Lahan Gambut dengan Mempertahankan Biodiversitas Vegetasi di Hilir DAS Kampar Riau Sumaterain_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record