dc.identifier.citation | Antara.I.K.G., Suyasa. I.W.B. dan Putra. A.A.B. 2008. Kajian dan Efektivitas Resin Penukar Anion Untuk Mengikat Klor dan Aplikasinya Pada Air. Jurnal Kimia 2 (2) Juli: 87-92. Arsyad, S,.1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor Boekosono, L., & Hakim, L. (2010). Tingkat Kualitas Bakteriologis Air Bersih Di Desa Sosial Kecamatan Pagi Kabupaten Boalemo. Inovasi, 7(4), 240–251. Chowdhury, S., Ganesh, K., 2006. The Impact of Landuse on Surface Water Quality in Queenscounty, New york. Journal of Environmental Hydrology 14, 15. Herlambang, A. (2006). Pencemaran air dan strategi penggulangannya. Jai, 2(1), 16–29. I.A.M.Trisnawulan, Suyasa, I. W. B., & Sundra, I. K. (2007). Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Kawasan Pariwisata Sanur. Ecotrophic, 2(2), 1–9. Lillesand, Thomas M; Ralph W Kiefer. 1979. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Trans. Dulbahri, dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Miller, G.T.1992. Living in the Environment. Seventh edition. Wadsworth Publishing Company, California.705 p. Republik Indonesia, 2010. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta, Sekretariat Negara. Water Research Center. 2016. Calculating NSF-WQI. http://www.water research.net/ index.php/water-treatment/water-monitoring/monitoringthe- quality-of-surfacewaters. Diakses pada tanggal 15 November 2016. Todd.D.K. 1980. Groundwater Hidrology. New York. John Wilky and Sons Inc: New York. | in_ID |
dc.description.abstract | Aktivitas antropogenik seperti eksploitasi sumberdaya alam (hutan, tanah
dan air), aktivitas industri, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan pada
lahan pertanian dan tata ruang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tidak
sesuai dengan daya dukung lingkungan, dapat berdampak negative
terhadap kuantitas dan kualitas air tanah. Hutan alam dan hutan tanaman
memiliki pengaruh terhadap kualitas dan keberadaan air tanah. Tujuan
penelitian adalah untuk identifikasi kualitas air tanah pada aeral hutan
alam dan hutan rakyat. Kajian dilaksanakan di Daerah Tangkapan Air (DTA)
Waduk Rawapening, Kabupaten Semarang. DTA Waduk Rawapening dibagi
menjadi 9 sub DAS yaitu Galeh, KedungRingin, Legi, Panjang, Parat, Rengas,
Ringin, Sraten danTorong. Informasi hutan alam dan hutan rakyat baik luas
dan distribusinya diperoleh dari peta RupaBumi Indonesia (RBI) skala
1:25.000 tahun 2001 dan diperbaharui dengan citra SPOT-2 perekaman
tanggal 5 Juli 2006. Lokasi sample ditentukan dengan bantuan perangkat
lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Sampel air tanah pada hutan alam
sebanyak 3 sampel (HA1, HA2 dan HA3), sedangkan pada hutan rakyat
sebanyak 3 sampel (HR1, HR2 dan HR3) yang diambil pada musim kemarau
dan musim hujan sehingga terkumpul 12 sampel. Sampel dianalisa di
laboratorium hidrologi.Kualitas air tanah ditentukan berdasarkan
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Hasil kajian menunjukkans ampel pada HR1 tidak sesuai untuk air
minum karena memiliki kandungan NO3 sebesar 0,3 dan kekeruhan 5, dan
kandungan za tbesi (Fe) pada sampel HA1 dan HA3 tidak sesuai dengan
persyaratan kualitas air minum yaitu sebesar 0,266 dan 0,016. Seluruh
sample menunjukkan kandungan bakteri koli (E.Coli) yang rendah sehingga
memenuh ipersyaratan untuk air minum. | in_ID |