Kapasitas Masyarakat Dalam Menghadapi Resiko Bencana Tanah Longsor: Kasus di Beberapa Desa di Kabupaten Tasikmalaya
Abstract
Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa
Barat yang rentan terhadap bencana tanah longsor. Indeks resiko bencana
di daerah ini mencapai kedua tertinggi di Propinsi Jawa Barat. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kapasitas masyarakat dalam
menghadapi resiko bencana tanah longsor, khususnya di wilayah
pengamatan. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015 di Desa Jayapura
Kecamatan Cigalontang dan Desa Pusparahayu Kecamatan Puspahiyang,
Kabupaten Tasikmalaya. Metoda yang digunakan adalah metoda survey
dengan mewawancarai 30 orang responden yang tinggal di areal
berpotensi longsor, kemudian hasil wawancara diklarifikasi dengan
observasi lapangan. Kapasitas masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu
kapasitas individu dan kapasitas lembaga. Kapasitas individu diukur dari
aspek pengetahuan, kearifan local dan rencana aksi, sedangkan kapasitas
lembaga diukur dari aspek kepemimpinan, fasilitasi dan informasi kearifan
local. Penilaian kapasitas menggunakan pendekatan scoring dari parameter
yang dikembangkan, sesuai pedoman Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Tahun 2008. Kemudian scoring rata-rata diklasifikasikan menjadi
lima klas, yaitu sangat buruk (nilai <20), buruk (nilai 20-39), cukup (nilai 40-
59), baik (60-79) dan sangat baik (nilai >80). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kapasitas individu dalam menghadapi resiko bencana tanah longsor
mencapai nilai 63,0%, atau berada dalam kategori baik,sedang kapasitas
lembaga mencapai nilai 42,95%, atau masih dalam kategori cukup. Aspek
pengetahuan individu sangat baik (>80%), namun aspek kearifan local dan
aspek rencana aksi masih perlu ditingkatkan, sedang aspek kepemimpinan
dari lembaga dinilai cukup (55%), namun aspek fasilitasi dan informasi
kearifan local masih perlu ditingkatkan.