dc.contributor.author | Notohutomo, Aaron Aristo | |
dc.date.accessioned | 2017-12-30T03:54:05Z | |
dc.date.available | 2017-12-30T03:54:05Z | |
dc.date.issued | 2017-12-13 | |
dc.identifier.citation | Rudi Eko Setyawan, Henny K Daryanto, dan Rina Oktaviani., (2015), "Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Furniture Rotan Indonesia di Kawasan ASEAN dan Tiongkok" Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Abdurachman & Jasni., (2015), “PENGGOLONGAN PERFORMANS 25 JENIS ROTAN INDONESIA BERDASARKAN KERAPATAN, KEKAKUAN, DAN KEKUATAN (Performance Classification of 25 Indonesia's Rattan Species Based on Density, MOE and MOR)” Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor Abdillah, Abie. (2009), “Desain Sarana Duduk Melalui Eksplorasi Material Rotan Non Konvensional. Bandung” Laporan Tugas Akhir Program Studi Desain Produk FSRD-ITB Semester II 2008/2009. Maharani NY, Handojo O. (2012), “Eksplorasi Struktur dan Kombinasi Material Produk Furnitur Rotan” Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain ITB 1: 1-6 [UNComtrade] United Nation Commodity Trade. 2001-2014, (2015). United Nation Commodity Trade Statistic Database. www.un.comtrade.org | in_ID |
dc.identifier.issn | 1412-9612 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/9534 | |
dc.description.abstract | Indonesia merupakan penghasil bahan baku rotan terbesar didunia. Hal tersebut membuka peluang Indonesia untuk mendominasi pasar rotan dunia, khususnya pada bidang furniture. Namun, hal tersebut belum dapat tersebut dikarenakan tenaga kerja Indonesia yang masih konvensional. Desain yang konvensional berhubungan dengan terbatasnya peralatan yang dimiliki pengrajin. Dengan peralatan yang terbatas, konsistensi kualitas pada produk yang dibuat dalam jumlah besar akan sulit tercapai. Sebenarnya, inovasi dalam proses pembuatan furniture akan terus muncul seiring berjalannya waktu. Innovasi yang berbasis proses produksi biasanya menuntut sebuah alat bantu, hingga mesin baru dengan berbagai macam harga. Innovasi baru biasanya hanya diterapkan oleh perusahaan dengan skala pembuatan mass product, dikarenakan sebagian besar optimasi hanya dapat tercapai bila pembuatan dilakukan dalam jumlah yang cenderung banyak. Hal ini menyebabkan kalahnya daya saing pengrajin lokal dari segi biaya, kestabilan kualitas, dan waktu produksi, maka dari itu alangkah baiknya apabila ada sebuah desain yang diangkat dari pendekatan masalah tersebut. Desain modern yang memungkinkan pengrajin untuk dapat memproses dengan kestabilan kualitas yang baik dengan alat yang konvensional. Pendekatan yang dilakukan menggunakan metode desain thinking yang meliputi, empathy, define, ideate, prototype, dan test. Perancangan desain yang dibuat berupa kursi santai bernama ARVIC (Art of Weaving Chair). Kursi ARVIC dirancang dengan menyesuaikan peralatan yang di miliki pengrajin. ARVIC diharapkan dapat memberikan inspirasi pada pengrajin maupun desainer untuk juga membuat produk rotan yang mendukung pengrajin rotan Indonesia. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Buku Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi dan Perancangan Industri (RAPI) XVI Tahun 2017 | in_ID |
dc.subject | Inovasi | in_ID |
dc.subject | Kursi | in_ID |
dc.subject | RAPI 2017 | in_ID |
dc.subject | Rotan | in_ID |
dc.title | Desain Mebel Berorientasi Manajemen dan Pengendalian Kualitas Studi Kasus : Kursi Rotan ARVIC (Art of Weaving chair) | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |