Show simple item record

dc.contributor.authorHandayani, Trikinasih
dc.contributor.authorSugiarti, Puput
dc.date.accessioned2018-01-30T01:57:18Z
dc.date.available2018-01-30T01:57:18Z
dc.date.issued2017-08
dc.identifier.citationDay, M.C. dan Joel S. 1987. Kimia Anorganik Teori. Terjemahan oleh Wisnu Susetyo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Eriza, M. 2010. “Laporan Suhu dan Udara”. http://www.scribd.com/laporan-suhu-dankelembaban-tanah.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016. Hardjosuwarno, Sunarto. 1990. Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi UGM. Hoshizaki dan Moran. 2001. Botani Pteridophyta. Bogor: IPB. Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. Jakarta: Bumi Aksara. Ishiwatari, R., and M. Uzaki. 1987. Diagenetic Changes of Lignin Compounds in a More Than 0.6 Million-Year-Old Lacustrine Sediment (Lake Biwa, Japan)”. Geochimica Et Cosmochimica. Acta 51, No.2 Hlm. 321-328. Kusumo,Hendro, EPM, dkk. 2015. “ Inventarisasi Arthropoda Tanah Gunung Api Purba Nglanggeran”. Bio Wallace Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi. Vol 1 No. 1, p 29-32. ISSN: 24422622. Lubis, S. R. 2009. “Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Di Hutan Wisata AlamTaman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara”. Makalah. Jurusan Pasca Sarjana Biologi Universitas Sumatra Utara. Medan. Hlm.142. Marsono, D. 1997. Diskripsi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropik. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM. Morton, J. 1987. Jambolan. In: Fruits of warm climates. Miami: FL. Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan: Samingan T. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Prasad R, Power JF. 1997. Soil Fertility Management for Suistanable Agriculture. Boca Raton, New York: Lewis Publ. Prihanta,Wahyu. 2004. Identifikasi Pteridophyta Sebagai Database Kekayaan Hayati Di Lereng Gunung Arjuno. SKRIPSI. FKIP UMM. Putra, F. E., Arief P., Falmi Y. 2012. Diversity Echinodermata Waterway Litoral Teluk Dalam Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Kepulauan Riau: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Rukmana, Rahmat. 1997. Perawatan dan Pembibitan Paku Hias. Yogyakarta: Kanisus. Saputriningrum, Intan. 2014. “Keanekaragaman dan Distribusi Jenis Pteridophyta Pada Ketinggian Berbeda di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran”. SKRIPSI. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Suhardi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Suraida, dkk,. 2013. “Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Taman Hutan Kenali Kota Jambi”. Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung. Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung. Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian.Gadjah Mada University Press:Yogyakarta. Zulkarnain. 2004. “Identifikasi Keanekaragaman Pteridophyta Di Daerah Sukamade Taman Nasional Maeru Betiri Kabupaten Banyuwangi”. SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-102-7
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9556
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) keanekaragaman jenis tumbuhan paku di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, 2) indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku, 3) pengaruh kondisi lingkungan abiotik yang terukur meliputi suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah, dan C/N ratio terhadap indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku, dan 4) mengetahui potensi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X pada materi pembelajaran keanekaragaman hayati. Penelitian dilakukan dengan metode point intercept. Pengambilan sampel dilakukan secara Random. Penelitian dibagi menjadi lima area kajian dengan luas masing-masing 10.000 m². Perhitungan indeks keanekaragaman jenis menggunakan Shannon-Wienner. Pengaruh kondisi lingkungan abiotik yang terukur terhadap indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian dikaji potensinya sebagai sumber belajar Biologi sesuai syarat-syarat sumber belajar biologi menurut Djohar (Suhardi, 2012). Hasil penelitian ditemukan 13 jenis tumbuhan paku di seluruh area kajian dengan INP tertinggi yaitu Athyrium sp. (74.62%). Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku tergolong rendah berkisar antara 0.08-0.15. Kondisi lingkungan abiotik yang terukur (suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah, dan C/N ratio) yang berbeda pada masing-masing area kajian tidak berpengaruh terhadap indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku. Hasil penelitian berpotensi sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X pada materi pembelajaran keanekaragaman hayati ditinjau dari 1) aspek kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat, 2) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, 3) sasaran materi dan peruntukannya, 4) informasi yang akan diungkap, 5) pedoman eksplorasi dan 6) perolehan yang akan dicapai.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Progressive & Fun Education Seminar) ke -2in_ID
dc.titleKeanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Keanekaragaman Hayatiin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record