dc.identifier.citation | Day, M.C. dan Joel S. 1987. Kimia Anorganik Teori. Terjemahan oleh Wisnu Susetyo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Eriza, M. 2010. “Laporan Suhu dan Udara”. http://www.scribd.com/laporan-suhu-dankelembaban-tanah.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016. Hardjosuwarno, Sunarto. 1990. Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi UGM. Hoshizaki dan Moran. 2001. Botani Pteridophyta. Bogor: IPB. Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. Jakarta: Bumi Aksara. Ishiwatari, R., and M. Uzaki. 1987. Diagenetic Changes of Lignin Compounds in a More Than 0.6 Million-Year-Old Lacustrine Sediment (Lake Biwa, Japan)”. Geochimica Et Cosmochimica. Acta 51, No.2 Hlm. 321-328. Kusumo,Hendro, EPM, dkk. 2015. “ Inventarisasi Arthropoda Tanah Gunung Api Purba Nglanggeran”. Bio Wallace Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi. Vol 1 No. 1, p 29-32. ISSN: 24422622. Lubis, S. R. 2009. “Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Di Hutan Wisata AlamTaman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara”. Makalah. Jurusan Pasca Sarjana Biologi Universitas Sumatra Utara. Medan. Hlm.142. Marsono, D. 1997. Diskripsi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropik. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM. Morton, J. 1987. Jambolan. In: Fruits of warm climates. Miami: FL. Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan: Samingan T. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Prasad R, Power JF. 1997. Soil Fertility Management for Suistanable Agriculture. Boca Raton, New York: Lewis Publ. Prihanta,Wahyu. 2004. Identifikasi Pteridophyta Sebagai Database Kekayaan Hayati Di Lereng Gunung Arjuno. SKRIPSI. FKIP UMM. Putra, F. E., Arief P., Falmi Y. 2012. Diversity Echinodermata Waterway Litoral Teluk Dalam Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Kepulauan Riau: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Rukmana, Rahmat. 1997. Perawatan dan Pembibitan Paku Hias. Yogyakarta: Kanisus. Saputriningrum, Intan. 2014. “Keanekaragaman dan Distribusi Jenis Pteridophyta Pada Ketinggian Berbeda di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran”. SKRIPSI. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Suhardi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Suraida, dkk,. 2013. “Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Taman Hutan Kenali Kota Jambi”. Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung. Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung. Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian.Gadjah Mada University Press:Yogyakarta. Zulkarnain. 2004. “Identifikasi Keanekaragaman Pteridophyta Di Daerah Sukamade Taman Nasional Maeru Betiri Kabupaten Banyuwangi”. SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang. | in_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) keanekaragaman jenis tumbuhan paku di kawasan
Gunung Api Purba Nglanggeran, 2) indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku, 3) pengaruh
kondisi lingkungan abiotik yang terukur meliputi suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara,
kelembaban tanah, pH tanah, dan C/N ratio terhadap indeks keanekaragaman jenis tumbuhan
paku, dan 4) mengetahui potensi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X
pada materi pembelajaran keanekaragaman hayati. Penelitian dilakukan dengan metode point
intercept. Pengambilan sampel dilakukan secara Random. Penelitian dibagi menjadi lima area
kajian dengan luas masing-masing 10.000 m². Perhitungan indeks keanekaragaman jenis
menggunakan Shannon-Wienner. Pengaruh kondisi lingkungan abiotik yang terukur terhadap
indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil
penelitian dikaji potensinya sebagai sumber belajar Biologi sesuai syarat-syarat sumber belajar
biologi menurut Djohar (Suhardi, 2012). Hasil penelitian ditemukan 13 jenis tumbuhan paku di
seluruh area kajian dengan INP tertinggi yaitu Athyrium sp. (74.62%). Indeks keanekaragaman
jenis tumbuhan paku tergolong rendah berkisar antara 0.08-0.15. Kondisi lingkungan abiotik
yang terukur (suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah, dan C/N
ratio) yang berbeda pada masing-masing area kajian tidak berpengaruh terhadap indeks
keanekaragaman jenis tumbuhan paku. Hasil penelitian berpotensi sebagai sumber belajar biologi
SMA kelas X pada materi pembelajaran keanekaragaman hayati ditinjau dari 1) aspek kejelasan
potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat, 2) kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran, 3) sasaran materi dan peruntukannya, 4) informasi yang akan diungkap, 5)
pedoman eksplorasi dan 6) perolehan yang akan dicapai. | in_ID |