Show simple item record

dc.contributor.authorHabiburrahman, Habiburrahman
dc.date.accessioned2018-02-03T04:09:03Z
dc.date.available2018-02-03T04:09:03Z
dc.date.issued2017-08
dc.identifier.citationArifin. 2012. Bahan Ajar Pragmatik. Universitas Pendidikan Ganesha. Tidak Diterbitkan. _____, 2008. Penggunaan Tindak Tutur Siswa dalam Percakapan di Kelas. Disertasi PPs. Universitas Negeri Malang. Tidak Diterbitkan. Leech, Geoffrey. 1982. Prinsip-prinsip Pragmatik(Terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta:Graha Ilmu. Sumarsono. 2010. Buku Ajar Pragmatik. Universitas Pendididkan Ganehsa. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Yule, George. 2006. Pragmatik (Terjemahan Indah Fajar Wahyuni). Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Wardhaugh, Ronald. 1998. An IntroductiontoSosiolinguistiks (Terjemahan). USA: Beckwell Publisher Inc. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasa Pragmatik. Jakarta: Andi.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-102-7
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9578
dc.description.abstractKesantunan selalu dipandang sebagai sebuah fenomena yang berkaitan antara hubungan bahasa dan realitas sosial. Dalam komunikasi, kesantunan merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan mitra tutur. Kaitan hubungan bahasa dengan realitas sosial tercermin pula pada terciptanya suasana sekolah yang aman dan pendidikan yang ramah anak. Kondisi ideal ini didasari pada penggunaan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan seorang pimpinan, karyawan, guru, dan orang tua atau wali siswa mengendalikan percakapan dengan cara mengatur pola tutur, memberikan, mengambil giliran tutur, mengatasi penyimpangan, dan mengatasi kesalahpahaman. Tujuan dalam komunikasi yang santun ini diyakini dapat mengatasi penyimpangan dan mengatasi kesalahpahaman antarwarga sekolah sehigga terciptanya sekolah aman dan pendidikan yang ramah anak. Dalam konteks tersebut, kesantunan menjadi penting untuk diperhatikan guna mengatasi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan retaknya hubungan yang tidak harmonis antara pimpinan dan warga sekolah lainnya. Penelitian tentang kesantunan sudah penulis lakukan dalam berbagai konteks untuk menunjang ketajaman esensi materi ini, seperti 1) Kesantunan Guru dalam Pembelajaran di Kelas, dan 2) Studi Kesantunan Tindak Tutur Direktif Jamaah Tablig dalam Berdakwah. Tindak tutur memiliki potensi untuk mengancam muka mitra tutur atau lebih sederhana tindakan yang melukai perasaan mitra tutur dalam suatu interaksi. Dengan demikian, setiap anggota masyarakat yang rasional pastilah akan menghindari tindakan yang melukai perasaan mitra tutur dalam suatu interaksi dan akan menggunakan strategi tertentu untuk mengurangi perasaan yang kurang senang dari mitra tuturnya dengan adanya pembelajaran berbasis kesantunan.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Progressive & Fun Education Seminar) ke -2in_ID
dc.titleSekolah Aman dan Pendidkan Ramah Anak Dalam Dimensi Kesantunan Berbahasain_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record