Show simple item record

dc.contributor.authorSubekti, Nur
dc.date.accessioned2018-03-01T04:00:33Z
dc.date.available2018-03-01T04:00:33Z
dc.date.issued2017-08
dc.identifier.citationAbdurrahman Muljono, S. Sudjadi. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ananta,Muhammad Ziad. 2011. “Perubahan Permainan Anak Dari Tradisional Ke Modern (Studi Deskriptif Tentang Perubahan Permainan Anak dari Tradisional ke Modern di Kelurahan Batang Terab Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)”. Medan: Universitas Sumatera Utara Bratanata, S.A.1979. Pendidikan Anak Terbelakang Mental. Jakarta: Depdikbud Damardono H. 2008.Permainan Tradisional Cocok Bagi Pengembangan Anak. Dalam http:// www1.kompas.com/read/xml/2008/12/15/20574499/permainan.tradisional.cocok.bagi. pengembangan.anak. Diunduh pada 5 Oktober 2015, pukul 09:12 Efendi, Mohammad. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Gardner, Howard. 1983.Frames of Mind: The theory of multiple intelligences, New York: Basic Books. Handoko T. Hani.1986. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Kemis dan Rosnawati. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita. Bandung: Luxima. Kirk, SA & Gallager. 1986. Educational Exceptional Children. Boston: Houghton Miffling Compani. Sukadi, S. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Pendekatan Multisensori Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas V Slb-C Ma’arif Muntilan Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakartain_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-045-7
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9609
dc.description.abstractAnak tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ 70 kebawah. Jumlah penyandang tunagrahita 2,3%. Atau 1,92% anak usia sekolah menyandang tunagrahita dengan perbandingan lakilaki 60% dan perempuan 40% atau 3:2. Pada Data Pokok Sekolah Luar Biasa terlihat dari kelompok usia sekolah, jumlah penduduk di Indonesia yang menyadang kelainan adalah 48.100.548 orang, jadi estimasi jumlah penduduk di Indonesia yang menyandang tunagrahita adalah 2% x 48.100.548 orang = 962.011 orang. (Kemis &Rosnawati : 2013).Anak Tunagrahita Ringan mampu didik adalah anak yang mempunyai IQ antara 50/55 – 70/75 dan mengalami hambatan dalam kecerdasan dan adaptasi sosialnya. Tetapi masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam bidang akademis yang sederhana seperti membaca, menulis, berhitung. (S Sukadi, 2012). Indikasi keterlambatan anak tunagrahita dalam bidang sosial umumnya terjadi karena; (1) kurangnya kesempatan yang diberikan pada anak tunagrahita untuk melakukan sosialisasi, (2) kekurangan motivasi untuk melakukan sosialisasi, (3) kekurangan bimbingan untuk melakukan sosialisasi. Kelancaran seseorang untuk mencapai tugas perkembangan sosialnya, merupakan modal dasar yang sangat berarti untuk melakukan penyesuaian sosial secara baik. Oleh sebab itu, terganggunya perkembangan anak dalam salah satu fase atau keseluruhan fase perkembangan sosial sebagaimana yang dialami oleh anak tunagrahita, hasilnya sangat berat untuk dapat melakukan penyesuaian sosial yang akurat tanpa intervensi orang-orang di sekitarnya terus menerus. Sehingga, kepribadian serta karakter anak tunagrahita ringan pun tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.Gemah ripah loh jinawi, peribahasa tersebut sering menggambarkan tentang negeri Indonesia tercinta ini. Selain kekayaan alamnya, Indonesia tekenal dengan kekayaan buadayanya. Ratusan ribu warisan leluhur yang ditinggalkan untuk kita, salah satunya ialah permainan tradisional. Permainan yang dimainkan oleh nenek moyang kita dikala waktu luang, seperti bakiak, dagongan, engklek, gobak sodor, dakon, betengan, nekeran, cublak-cublak suweng, jamuran, egrang, petak umpet, karetan, gasingan, dll.Permainan tradisional mengandung nilai-nilai karakter seperti kepemimpinan, keberanian, tanggung jawab, kejujuran, sportivitas, kegigihan dan jiwa membantu atau gotong royong. Dengan permainan tradisional anak tunagrahita ringan bisa melatih dan merangsang kreativitas, konsentrasi, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan ketangkasan yang secara murni dilakukan oleh otak dan tubuh manusia serta dapat mengembangkan kecerdasan majemuk anak tunagrahita ringan.Tujuan penulisan karya tulis diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah inkluasi maupun sekolah luar biasa dengan masyarakat luas.Metode penulisan karya tulis ini adalah dimulai dengan pencarian ide yang terinspirasi oleh fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, perumusan masalah, pengumpulan data dan informasi dari buku-buku dan internet, pengolahan data dan informasi dan pengambilan keputusan dan saran.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Progressive & Fun Education Seminar) ke -2in_ID
dc.titlePendidikan Karakter dan Pengembangan Kepemimpinan Anak Tunagrahita Ringan Melalui Permainan Tradisionalin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record