Pemikiran Transendental Model Profetik
View/ Open
Date
2018-01Author
Dimyati, Khudzaifah
Wardiono, Kelik
Ridwan, R
Rochman, Saepul
Metadata
Show full item recordAbstract
Gejala sekulerisme, dominasi rasionalisme dan materialisme dalam ilmu sosial-humaniora, serta pemahaman agama yang dogmatik dan reaktif, tidak bisa menjadi solusi ditengah permasalahan sosial merupakan faktor-faktor penting dibalik kemunculan pemikiran Ilmu Sosial Profetik (ISP) dari Kuntowidjoyo. Dengan menggunakan studi literatur, tulisan ini hendak membahas permasalahan bagaimakah model pemikiran profetik ditengah pemikiran integratif lainnya. Hasil analisis menunjukkan, bahwa Pemikiran Kuntowidjoyo tentang ilmu sosial profetik merupakan sebuah kritik atas ilmu sosial-humaniora sekuler, ISP juga bagian dari varian model integrative agama dan ilmu pengetahuan, berupaya menjadikan agama sebagai basis ilmu, dan teransformasi umat, dengan menggunakan motode struktur transenden, pendekatan sintetik dan analitik, dimana objek ilmu termasuk hukum tidak sekedar realitas rasional dan empiris tetapi juga wahyu menjadi unsur konstitutif. Secara epistimologis menjadikan indera, rasio dan intuisi (qolbu) sebagai modalitas perolehan kebenaran. Kesejatian dan bobot Ilmu pengetahuan termasuk hukum dalam sudut pandang profetik harus dinilai dari kemampuan emansipasinya atas struktur sosial, ekonomi, politik, dan pengetahuan yang menindas dan tidak adil, berlandaskan cita etik humanisasi, liberasi dan transendensi.