Identifikasi Perilaku Konsumen Produk Batik Cap pada Tahap Penggunaan (Usage Phase)
Abstract
Batik cap merupakan jenis batik yang memiliki ragam corak dan warna yang indah, maka tak heran jika jenis batik tersebut banyak dicari sampai ke daerah-daerah penghasil batik salah satunya batik yang ada di Kota Solo. Batik cap sudah umum dimiliki oleh semua kalangan, baik untuk dipakai sehari-hari maupun untuk acara-acara resmi. Semakin banyak konsumen yang menggunakan maka semakin besar juga jumlah produksi jenis pakaian tersebut dan tentu saja dampaknya terhadap lingkungan. Telah banyak dilakukan penelitian untuk menentukan dampak yang ditimbulkan oleh batik cap, akan tetapi baru membahas di tahap proses produksinya saja. Padahal tahap penggunaan (usage stage) pakaian oleh konsumen merupakan fase yang paling merugikan dan bertanggung jawab hingga 48% dari total dampak yang ditimbulkan selama life cycle produk tersebut atau setara dengan 1.13 kg CO2e. Sehingga perlu untuk dilakukan penelitian terkait dampak penggunaan baju batik cap, apalagi baju dengan kain batik cukup berbeda dibandingkan dengan jenis lainnya. Akan tetapi untuk menentukan dampak penggunakan baju batik cap perlu dilakukan penelitian awalan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi perilaku konsumen dalam penggunaan baju batik cap. Identifikasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang merupakan konsumen baju batik cap. Eksperimen perawatan baju batik cap selanjutnya dilakukan sesuai dengan perilaku konsumen hasil indentifikasi. Diketahui bahwa 0,281 kWh energi listrik diperlukan untuk satu kali menyetrika baju batik cap dan membutuhkan air sebanyak 12000 ml untuk satu kali pencucian baju batik cap yang menghasilkan limbah cair sebanyak 10.500 ml jika menggunakan detergen biasa dan 12000 ml jika menggunakan cairan lerak.