Show simple item record

dc.contributor.authorWahyuningsih, Dwi Sri
dc.contributor.authorIbrahim, Farid
dc.contributor.authorPutri, Gianova Andika
dc.contributor.authorRaharjo, Tri
dc.date.accessioned2018-05-30T03:32:39Z
dc.date.available2018-05-30T03:32:39Z
dc.date.issued2018-04
dc.identifier.citation[1] B.L. Murphy, “The Definition of the Museum” ICOM NEWS., vol.57, no.2, hal.3, 2004 [2] Bupati Bantul. Peraturan daerah kabupaten Bantul No. 12 Tahun 2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekretaris Daerah kaupaten Bantul. Yogyakarta. 2015 [3] Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Habitat Alami. Sekretariat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. 2015 [4] Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 115 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kawasan Warisan Geologi. Sekretariat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. 2015 [5] Kardono, Priyadi, dkk. 2015. Paradigma Geomaritime (Strategi Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi). Bogor: Badan Informasi Geospasial [6] Patias, Y.Chrysantou, S.Sylaiou. “The Development of an E-Museum for Contemporary Arts”, Proceedings of the 14th International Conference on Virtual Systems and Multimedia Project Papers, ISSN 0167, 2008 [7] S.M. Sholeh, “E-Museum sebagai Media Memperkenalkan Cagar Budaya di Kalangan Masyarakat”, Laporan Hasil Penelitian, Yogyakarta: Bappeda Kota Yogyakarta dan Akprind Yogyakarta, 2016 [8] Sholeh, Muhammad, C. Iswayudi, E.T Prabowo, E-Museum: Informasi Museum di Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST). Yogyakarta: 2014 [9] Styliani, S, Liarokapis. F, Kotsakis. K, et.al. “Virtual Museums, a Survey and Some Issues for Consideration,” Journal of Cultural Heritage, Vol.10, No.4, Oktober-Desember, 2009 [10] I. U. Machromah, “Keefektifan Experiential Learning Berbantuan Origami Terhadap Kemampuan Keruangan Siswa Kelas VIII,” Kreano, J. Mat. Kreat., vol. 5, no. 2, 2014.id_ID
dc.identifier.issn2580-8796
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9869
dc.description.abstractBerdasarkan peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2015, kawasan Gumuk Pasir telah ditetapkan sebagai kawasan Habitat Alami In Situ untuk dilakukan konservasi. Pengetahuan terkait kawasan konservasi tidak banyak diketahui masyarakat umum. Melalui manajemen museum, diharapkan dapat memberikan edukasi untuk pelayanan dan pendidikan berkarakter. Analisis deskriptif ekploratif digunakan untuk menjabarkan pelayanan dan pendidikan yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran dengan kemasan menarik dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pendidikan. Pendidikan karakter ditekankan pada pentingnya pemahaman terhadap konservasi gumuk pasir. Pengunjung museum lebih mudah memahami proses pembelajaran dengan kemasan animasi dan interaktif. Salah satu tolak ukur keberhasilan terhadap pelayanan adalah peningkatan jumlah pengunjung dari beragam instansi dan perulangan instansi yang melakukan kunjungan ke museum dari tahun ke tahun.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional GEOTIK 2018id_ID
dc.subjectMuseumid_ID
dc.subjectEdukasiid_ID
dc.subjectGeoheritageid_ID
dc.titleManajemen Museum Edukasi Geoheritage untuk Pelayanan dan Pendidikan yang Berkarakterid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record