dc.identifier.citation | DiPietro, R.B, Breiter .D, Rompf .P dan Godlewska .M (2008), Journal of Convention and Event Tourism, Vol 9 (4). Pp 258-276. Gan .L.L dan Frederick J.R (2011), Medical Tourism in Singapore: A Structure-Conduct- Performance Analysis, Journal of Asia-Pacific Business, 12: pp.141–170 Lee .S.H dan Fenich ,G.G (2016), Perceived fairness of room blocks in the Meetings, Incentives, Convention, and Exhibition industry, Journal of Convention & Event Tourism, Vol. 17(2), pp. 159-171. McCartney .G (2008), The CAT (Casino Tourism) and the MICE (Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions): Key Development Considerations for the Convention and Exhibition Industry in Macao, Journal of Convention & Event Tourism, Vol. 9(4), pp. 293-308. Pratiwi, T. P. (2015). Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Melalui Mice (Meeting, Incentive, Convention Dan Exhibition). Economics Development Analysis Journal, 3(4). Pearlman, D.M dan Mollere, L. (2009), Meetings, Incentive, Convention and Exhibition Evaluation Practices: An Exploratory Study Among Destination Marketing Organizations, Journal of Convention and Event Tourism. Vol 10, pp. 147-165. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 248 | id_ID |
dc.description.abstract | Industri MICE (Meeting, Insentive travel, Convention, Exhibition) MICE
merupakan pintu masuk untuk memperkenalkan pariwisata dan pada akhirnya
menjadi destinasi wisata khusus (special interest tourism). Pelaku wisata mulai
mengembangkan destinasi MICE sebagai destinasi unggulan karena mempunyai
dampak multiplier effect bagi peningkatan ekonomi suatu daerah. Persaingan di era
modern membuat destinasi MICE menjadi sangat bervariasi sesuai karakter dari
suatu daerah maupun negara. Seiring dengan banyaknya Organisasi maupun
kelompok profesional juga berdampak pada peningkatan penyelenggaraan MICE.
Kegiatan MICE merupakan pertemuan antar anggota maupun kelompok yang
mewakili suatu organisasi maupun suatu negara. Peningkatan jumlah kunjungan
parwisata dunia, juga meningkat penyelenggaraan MICE menjadi trend dunia.
Destinasi MICE merupakan perpaduan antara leisure dan Business dianggap tahan
dari pengaruh krisis ekonomi dibandingkan pariwisata konvensional.Sebagai
destinasi yang memiliki potensi yang besar dalam mendatangkan pemasukan daerah
melalui sektor pariwisata, perlu mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholder
dalam pengembangannya Kota Surakarta dengan latar belakang Budaya Jawa yang
kental dengan kehidupan keseharian masyarakat, memiliki potensi cukup besar bagi
pengembangan Destinasi MICE. Banyak jenis destinasi dan even yang ada di Kota
Surakarta menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Sehingga perlu mendapat
perhatian dari seluruh masyarakat untuk mendukung pengembangan pariwisata.
Industri pariwisata perlu didukung oleh sektor lainnya yang berkaitan langsung
dengan sektor pariwisata tersebut. Sektor penting yang mampu mendukung
peningkatan kinerja sektor pariwisata seperti sektor perhotelan dan perdagangan
sebagai penyedia penginapan dan kebutuhan selama berkunjung. Hasil Analisis
SWOT menunjukkan bahwa Kota Surakarta memiliki kalender even wisata sebagai
agenda wisata yang sudah terjadwal dengan baik, Fasilitas pendukung kegiatan
MICE sudah memadai, Destinasi wisata Budaya Jawa merupakan warisan kerajaan
Kasunanan Surakarta merupakan pendorong pengembangan pariwisata MICE.
Beberapa hal yang masih perlu ditambah adalah rute penerbangan internasional,
Gedung Convention Hall yang mampu menampung 10.000 peserta, dukungan
promosi branding Solo sebagai Kota MICE. | id_ID |