PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM
Abstract
Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya
formula bahan isolasi dengan kinerja yang tinggi pada penggunaan tertentu.
Polimer mampu memegang peranan penting sebagai bahan isolasi karena
memiliki kelebihan baik secara fisis maupun kimiawi. Isolator polimer semakin
meluas penggunaannya baik di level tegangan transmisi maupun distribusi dan
memiliki pangsa pasar cukup lebar di pasaran dunia. Polimer, khususnya resin
epoksi memiliki beberapa kelemahan. Bahan ini sensitif jika digunakan pada suhu
tinggi, kelembaban tinggi, dan daerah dengan intensitas radiasi ultraviolet (UV)
tinggi, seperti di Indonesia. Di kawasan industri semen Gresik disinyalir banyak
terjadi kegagalan isolator karena permukaannya terkontaminasi oleh lapisan
polutan yang bergaram dan lembab.
Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium untuk mengetahui
kinerja elektris dan mekanis dari bahan isolasi resin epoksi yang terkontaminasi
polutan industri di daerah tropis. Bahan uji resin epoksi terbuat dari diglycidyl
ether of bishphenol A (DGEBA) sebagai bahan dasar, methaphenylene diamine
(MPDA) sebagai bahan pengeras dan diberi bahan pengisi rice husk ash (RHA).
Ukuran dari bahan uji adalah 70 mm x 70 mm x 5 mm. Perbandingan campuran
DGEBA dengan MPDA adalah 1 : 1, sedangkan bahan pengisi (filler) divariasi
mulai dari 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % dari berat total bahan uji.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
komposisi bahan pengisi (filler) yang mengalami penuaan dipercepat terhadap
kinerja bahan isolasi resin epoksi yang terdiri dari: kekuatan mekanis, tegangan
flashover, arus bocor, sudut kontak hidrofobik, perubahan permukaan dan
perubahan struktur kimia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik setelah penuaan
cenderung lebih besar dibanding sebelum penuaan tetapi kekerasan permukan
setelah penuaan cenderung lebih kecil dibanding sebelum penuaan. Komposisi
filler tidak signifikan dalam mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan arus
bocor sedangkan lama penyinaran UV cukup signifikan dalam mempengaruhi
kinerja tegangan flashover dan arus bocor. Semakin lama bahan uji tersebut
mengalami penyinaran UV, maka tegangan flashover cenderung turun, yang
diikuti dengan kenaikan arus bocornya. Bertambahnya komposisi filler akan
menurunkan sudut kontak permukaan bahan uji, yang dapat mempengaruhi
peningkatan kandungan ESDD. Penyinaran UV selama 96 jam pada bahan uji
menunjukkan adanya gejala degradasi permukaan yang belum berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan struktur kimia permukaan