dc.identifier.citation | Affiah Neng, Dara. 2006. Poligami Rapuhkan Unit-unit Keluarga. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/index.php?page= article&id=1185 Abdul Kodir, Faqihuddin. 2003. Benarkah Poligami Sunnah..?. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=338 _______.2003. Nabi pun Setia Monogami. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=336 Anshori Maria, Ulfa.2002. Jika Rasul Hidup Sekarang, tak akan Poligami. Diakses 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=216 Al – Jazairi, Abd. Al-Rahman, 1969. Kitab al Fiqh ‘ala al-Madzahib al-‘Arba’ah, Mesir: al-Maktabah al-Tijariyyah. Almaududi, Abul A’la. t.th. Menjaga Keutuhan Rumah Tangga. Yogyakarta: Absolut. Al-Maraghi. 1963. Tafsir al-Maraghi. Mesir: Dar al-Manar. 143 Ishraqi, Vol. IV Nomor 2, Juli-Desember 2008 Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ________ 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Barias. Asma. 2005. Perempuan Harus Keluar dari Pasaran Penindasan. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008.http://islamlib.com/id/index.php? page= article&id=842 Faizah SA. 2005. Refelksi Hari Kartini Meneguhkan Kembali Gerakan Anti- Poligami. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/ index.php?page=article&id=808 Fa’iz, Ahmad. 2001. Cita Keluarga Islam. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ghazali Abd, Moqsith. 2007. Menyambut Hari Kartini 21 April 2007. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/index.php?page= article&id=1240 Kamal Abu, Malik. 2007. Sahih Fikih Sunnah Jilid 3. Jakarta: Pustaka Azzam. Labib MZ. 1986. Rahasia Poligami Rosulullah SAW. Gresik: Bintang Pelajar. Lexy J, Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Mubarok Saiful, Islam. 2003. Poligami yang Didambakan Wanita. Bandung: Syaamil Cipta Media. Muchtar, Kamal. 1974. Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta; Bulan Bintang. Nurudin, Amiur dan Tarigan, Azhari, Ahmad. 2004. Hukum Perdata di Indonesia, Jakarta: Pernada Media. Rasjid, H. Sulaiman. 1992. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru. Redaksi Republika, Mengalir Sampai Istana, Tabloid Harian Republika Dialoq Jum’at, 8 Desember 2006. Romli. M. Guntur. 2006. Dari Qasim Untuk Aa Gym. Diakses pada tanggal 3 Januari 2008. http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1181 Ridho, Rasyid. t. Th. Tafsir al-Manar. Mesir: Dar al-Manar. Nurul Huda, Poligami dalam Pemikiran Kalangan ...: 127-144 144 Sabiq, Sayyid. 1997. Fikih Sunnah Jilid 6. Bandung: Al Ma’arif. Shihab, M. Quraish. 1999. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan. __________. 2001. Perempuan. Jakarta: Lentera Hati Taufiq Al ’Atthar, Abdul Nasir. 1976. Polygami Ditinjau dari Segi Agama, Sosial dan Perundang-Undangan. Jakarta: Bulan Bintang. | en_US |
dc.description.abstract | Pro kontra mengenai poligami menarik untuk dikaji. Penelitian ini mengungkap
tentang latar belakang sosiologis sebab turun (Asbabun Nuzul) ayat
tentang poligami dan pemikiran kalangan Islam Liberal tentang poligami.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research). Metode
pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi,
yaitu mencari data-data tentang poligami dari beberapa buku yang
ada hubungannya dengan poligami serta dalam website Islamlib.com.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa latar belakang sosiologis sebab
turun Surat an-Nisa’ayat 3 tentang poligami adalah setelah perang Uhud, di
mana banyak sekali pejuang Muslim yang gugur, yang mengakibatkan banyak
pula anak yatim yang harus mendapatkan pengawasan dan orang tua yang
bertanggung jawab. Turunnya ayat tersebut juga sebagai pembatasan jumlah
wanita yang boleh dikawini, karena orang Arab terbiasa melakukan pernikahan
tanpa batas. Kalangan Islam Liberal (ISLIB) berpandangan bahwa poligami
pada hakekatnya tidak diperbolehkan, ia mendasarkan pada kasus Fatimah
ketika akan dipoligami oleh Ali bin Abi Thalib dan Nabi pun setia dengan monogami
dari pada poligami. Monogami dilakukan Nabi di tengah masyarakat
yang menganggap poligami adalah lumrah. Rumah tangga Nabi SAW bersama
istri tunggalnya, Khadijah binti Khuwailid RA, berlangsung selama 28 tahun.
Baru kemudian, dua tahun sepeninggal Khadijah, Nabi berpoligami. Itu pun
dijalani hanya sekitar delapan tahun dari sisa hidup beliau. Pembolehan
poligami menurut kalangan Islam Liberal (ISLIB) apabila terkait dengan fakta
banyaknya perempuan-perempuan janda, anak yatim dan budak-budak dan
kalangan Islam Liberal tidak mentolerir laki-laki yang berpoligami dengan istri
barunya yang lebih cantik, lebih muda, dan lebih menarik. | en_US |