dc.identifier.citation | Anugrah, dkk, 2015, Usulan Perbaikan Kualitas Produk Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di Pabrik Roti Bariton, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung. Bakhtiar, Puspitasari, Wulandari, 2016, Analisa Kegagalan Proses Pengolahan Produk Piring Menggunakan Metode Failure Modes, Effects and Analysis dan Fault Tree Analysis di PT. Sango Ceramics Indonesia, Universitas Diponegoro, Semarang. Ferdiana, Priadhytama, 2017, Analisis Defect Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Berdasarkan Data Ground Finding Sheet (GFS) PT. GMF Aeroasia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hidayat, Pratiwi, 2011, Analisa Faktor Penyebab Kegagalan Mesin Grinder pada Proses Produksi Plastic Film di PT. Mutiara Hexagon, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Iwan Setiawan, 2014, FMEA Sebagai Alat Analisa Risiko Moda Kegagalan Pada Magnetic Force Welding Machine ME-27.1, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong. Mayangsari, Adianto, Yuniati, 2015, Usulan Pengendalian Kualitas Produk Isolator dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA), Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung. Pasaribu, Setiawan, Ervianto, 2017, Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) untuk Mengidentifikasi Potensi dan Penyebab Kecelakaan Kerja pada Proyek Gedung, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Puspitasari, Martanto. 2014. Penggunaan FMEA Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Proses Produksi Sarung ATM (Alat Tenun Mesin) (Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Tegal). Universitas Diponegoro, Semarang. Widjanarka, Wijaya, 2006, Teknik Digital, Erlangga, Jakarta. | id_ID |
dc.description.abstract | Pertamina RU V Balikpapan terdiri dari kilang Balikpapan I dengan kapasitas desain 60.000
barel/hari dan kilang Balikpapan II dengan kapasitas desain 200.000 barel/hari. Total
kapasitas Pertamina RU V Balikpapan adalah 260.000 barel/hari. Kapasitas yang relatif tinggi
mendorong pemeliharaan mesin pendukung aktivitas produksi yang berfokus pada keandalan
untuk mencegah kerusakan, meminimalisir maupun mitigasi risiko penyebab kerusakan.
Tingginya fluktuasi load yang dibebankan pada mesin-mesin pendukung proses produksi migas
untuk memenuhi kebutuhan produksi per hari menyebabkan frekuensi breakdown mesin yang
cenderung sering. Salah satu kondisi kegagalan mesin kerap terjadi pada Hydrocracking
Complex dimana terdapat kompresor dengan tag number K-3-02 B, dikarenakan kerusakan
komponen kritis yang bersifat critical terhadap produksi. karena itu, dilakukan analisis
menggunakan metode FMEA dan FTA untuk mengidentifikasi tingkat kekritisan suatu
kegagalan dan mengetahui akar penyebab masalah dari mode kegagalan paling kritis pada
Kompresor K-3-02 B. Penggunaan FMEA bertujuan untuk menentukan nilai Risk Priority
Number paling tinggi yang selanjutnya akan diidentifikasi menjadi fokus utama dalam
menentukan akar dari penyebab kegagalan menggunakan Fault Tree Analysis. Berdasarkan
hasil penelitian, menggunakan FMEA didapatkan nilai RPN tertinggi sebesar 324 pada mode
kegagalan kebocoran valve akibat ring lumer, sementara penggambaran FTA dan penentuan
minimal cut sets didapatkan 10 kombinasi basic events yang menyebabkan mode kegagalan
tersebut. | id_ID |