dc.identifier.citation | Bakhtiar, A., Silviadara, M. A., & Susanty, A., 2017, Perbandingan Kualitas Layanan Ritel Swalayan Menggunakan Competitive Zone of Tolerance Based dan Importance-Performance Analysis. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.16, No.1, pp. 65-72. Chen, K.-Y., 2014, Improving importance-performance analysis: The role of the zone of tolerance and competitor performance: The case of Taiwan's hot spring hotels. Tourism Management, pp. 260-272. Film Indonesia., 2017, Jumlah Bioskop Di Indonesia, https://www.filmindonesia.or.id/thread/Perkembangan-film-indonesia-10-tahun-terakhirberdasarkan- jumlah-penonton/, diakses tanggal 16 Juli 2018. Latu, T.M. & Everett, A.M., 2000, Review of Satisfaction Research and Measurement Approaches, Departement of Conservation, Wellington, New Zealand. Lindell, M., & J. Brandt, C., 2000, Climate Quality and Climate Consensus as Mediators of the Relationship Between Organizational Antecedents and Outcomes, The Journal of Applied Psychology, Vol. 85, No. 3. Setiaji, B., 2006, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Sukwadi, R., & Gammadita, M. C., 2016, Analisis Retensi Pengunjung Bioskop di Jakarta Menggunakan Regresi Logistik Multinomial, Jurnal Teknologi, Vol 9, pp.9-97. Tse, D. K. & Wilton, P. C., 1988, Models of Consumer Satisfaction Formation: An Extension. Journal of Marketing Research, Vol. 25, pp. 204-212. Wisnalmawati., 2005, Pengaruh persepsi dimensi kualitas layanan terhadap niat pembelian ulang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, No. 3, pp. 153-165. | id_ID |
dc.description.abstract | Perkembangan pesat industri film di Indonesia menyebabkan kemunculan beberapa usaha
bioskop. Bioskop X, sebagai salah satu bioskop yang baru muncul di industri film, memiliki
pesaing Bioskop Y yang telah menguasai pangsa pasar industri film Indonesia lebih dahulu.
Agar kedua perusahaan tersebut dapat mengetahui kedudukan bersaingnya, maka dalam
penelitian ini dilakukan benchmark dengan metode Competitive Zone of Tolerance based
Importance-Performance Analysis (CZIPA). Dimensi yang terlibat yaitu tangible,
responsiveness, empathy, assurance, reliability, availability, price dan promosi. CZIPA
digunakan untuk mengetahui indikator kualitas layanan unggulan yang dimiliki oleh masingmasing
bioskop, serta menyusun prioritas layanan yang perlu ditingkatkan. Data primer
dikumpukan melalui kuisioner online terhadap 121 responden. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masalah utama yang dihadapi bioskop X adalah promosi yang tidak menjangkau semua
media dan tidak tersedianya aplikasi pembelian tiket secara online. Pada bioskop Y, masalah
utamanya adalah promosi yang diberikan tidak dapat mempertahankan jumlah pengunjung.
Beberapa saran perbaikan strategis kemudian disusun berdasarkan temuan tersebut. | id_ID |