Show simple item record

dc.contributor.authorDarto, D
dc.contributor.authorPutriani, Zelly
dc.date.accessioned2019-06-20T03:31:33Z
dc.date.available2019-06-20T03:31:33Z
dc.date.issued2019-03
dc.identifier.citationAhmad Fauzan. (2002). Applying Realistic Mathematics Education (RME) in Teaching Geometry in Indonesia Primary Schools. Enschede, The Netherlands : Print Partners ipskamp. Ahmad Fauzan.2008.Problematika pembelajaran matematika dan alternative penyelesainnya. UNP.Padang. Arends, R.I. (1997). Classroom instructional and management. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Armanto, D. (2002). Teaching multiplication and division realistically in Indonesian primary schools: a prototype of local instructional theory. Doctoral dissertation. Enschede: University of Twente. Ashlock, R.B., et al. (2000). Guiding each child’s learning of mathematics (A diagnostic approach to instruction). Columbus : Charles E. Merril Publishing Company. A Bell & Howell Company. Berlinghoff, W.P.& Washburn, R.M. (1990). The mathematics of the elementary grades. New York : Ardsley house publisher. INC. De Lange, J. (1995). Assessment: No change without problem. In: T. Romberg (ed.) Reform in school mathematics and authentic assessment. Albany NY: State Univeristy of New York Press. Departemen Pendidikan Nasional.2008. Model Penilaian Kelas, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta. Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Herman Hudojo.(1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika, IKIP Malang. K.P.E.Gravemeijer. (1994).Developing Realistic Mathematics Educatio,. Belanda. Kadir, dkk, .(2006). Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, IAIN Indonesaia Social Equitu Project (IISEP), Jakarta. Kennedy, L.M,. et al. (2008). Guiding children’s learning of mathematics. USA : Thomson Higher Education Krikley, J. (2003). Principles for teaching problem solving. Artikel. Diambil tanggal 22 Desember 2008. http://kl.mathedu.ac.uk/schools/credit to PLATO Learning, Inc.htp. Krulik, S.& Rudnick, J.A. (1995). The new sourcebook for teaching reasoning and problem solving in elementary school. Tokyo :Allyn and Bacon M.Saleh.(1998). Pokok-Pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta : Depdiknas. M.Sobry Sutikno.(2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Jakarta : Refika Aditama. Mukminan, dkk. (1998). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta National Council of Teachers of Mathematics (2010). Curriculum and Evaluation Standarts for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. National Council of Teachers of Mathematics (2000). Curriculum and Evaluation Standarts for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. Nieveen, N. (1999). Design approaches and tools in education and training prototyping to reach product quality. Dordrecht, The Netherlands : Kluwer Academic Publisher Plomp, T. (1997).Educational and training system design. Enschede. The Netherlands : Univercity of Twente Polya, G. (1973). How to solve it. Princenition NJ: Princeton University Press Pugalee, D.A. (2001). Using Communication to Develop Students’ Mathematical Literacy. Journal Research of Mathematics Education, 6(5). 296-299. [Online]. Tersedia: http:// www.my.nctm.org/ercsources/article-summary.asp?URI=MTMS2001-01-296a&from=B [15/3/12] Ratnaningsih, N. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berfikir Matematik Siswa SMU melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis PPS UPI Bandung: tidak dipulikasikan. Sri Wardhani. (2005). Pembelajaran dan Penilaian Aspek Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, Pemecahan Masalah, Yogyakarta. Sudarman Danim. (1995). Media Komunikasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. (2011)Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung : Penerbit Alfa Beta. Suharsimi Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Zulkifli m.Nuh dan Dardiri. 2016. Etnomathematika dalam sistem pembilang pada masyarakat melayu Riau. Jurnal Penelitian Sosial dan Keagamaan.No. 2. Hal.226. Adi Wijaya. 2009. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta. Arief S, Sadiman, dkk.1994. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Dediknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta Dediknas. 2008. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Depdiknas. 2006. Hakikat Kurikulum Matematika Pengembangan Silabus dan Rencana Pembelajaran. Jakarta. Dewi Salma Prawiradilaga. 2009. Prinsip-Prinsip Pembelajaran. Universitas Negeri Jakarta. Diane Ronis. 2009. Problem Based Learning for Math and Science Integrating Inquiry and the Internet. United State of America. J.Ronald Gentile, James P.Lalliey. 2003. Standars and Matery Learning. Thousand Oaks California. Jack Ott. 1994. Alternative Assessment in the Mathematics Classroom. Newyork.Columbus.ohio. Mc Graw Hill California. John A.Van De Walle. 2006. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran Jilid 1. Jakarta : PT.Erlangga. John A.Van De Walle. 2006. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran Jilid 2. Jakarta : PT.Erlangga. Linda Jansen Sheffield, dkk. 1996. Teaching and Learning Elementary and Middle School Mathematics. Newyork.Columbus.ohio. Mc Graw Hill California. Lou Anne Johnson.2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik.Jakarta : PT.Macanan Jaya Cemerlang. Lukman Hakim. 2004. Teknik Jitu Menguasai Flash MX. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Mel Siberman. 2005. Aktive Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta : PT.Pustaka Insan Madani. Mukhtar. 2007. Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta : PT. Nimas Multima. Muslimin Ibrahim. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Pascasarjana UNESA Surabaya. Nana Syaodih Sukmadinata.2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.id_ID
dc.identifier.issn2656-0615
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10889
dc.description.abstractPermasalahan dalam pembelajaran matematika saat ini adalah hasil belajar matematika siswa masih rendah, hal tersebut disebabkan siswa kurang mampu memahami konsep dan pemecahan masalah matematika. Lingkungan sosial budaya dalam matematika dapat meningkatkan interaksi sosial siswa dalam pembelajaran matematika. Proses Pembelajaran matematika mestinya dikaitkan dengan lingkungan sosial budaya siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan model pembelajaran matematika problem solving berbasis budaya melayu yang valid, praktis dan efektif?. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran matematika problem solving berbasis budaya melayu (PSB2M) yang valid, praktis dan efektif pada pokok bahasan bangun datar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Tjeerd Plomp dengan memperhatikan tiga aspek kualitas material yang dikemukakan Nieveen yaitu aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bunga Raya Kabupaten Siak. Hasil dari penelitian ini adalah Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Budaya Melayu (PSB2M) tentang bangun Datar yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif, dan perangkat pembelajaran sebagai pendukung penerapan Model Pembelajaran Matematika Problem Solving Berbasis Budaya Melayu dalam materi Bangun Datar dan Perangkat pembelajaran matematika tersebut adalah; rencana pelaksanaan pembelajaran, buku siswa, buku guru, lembar kegiatan siswa, dan tes hasil belajar. Perangkat-perangkat tersebut memenuhi kriteria valid dan hasil uji coba menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat mendukung penerapan model pembelajaran terlaksana secara praktis dan efektif. Tingkat kevalidan model pembelajaran problem solving berbasis budaya melayu beserta seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan termasuk kategori valid. Tingkat kepraktisan model pembelajaran problem solving berbasis budaya melayu beserta seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk kategori sedang. Ketercapaian keefektifan model pembelajaran matematika problem solving berbasis budaya melayu disimpulkan berdasarkan persentase banyak siswa yang memiliki tingkat penguasaan minimal tinggi dan sangat tinggi adalah 80% dari 30 siswa yang mengikuti tes. Persentase ini menunjukkan dari ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal, persentasi waktu ideal untuk setiap kategori aktivitas siswa dan guru sudah dipenuhi, rata-rata nilai kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah 3,5 termasuk dalam kategori baik. Respon siswa terhadap lingkungan sosial budaya melayu dan kegiatan proses pembelajaran adalah positif.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP) IV 2019id_ID
dc.titlePengembangan Model Pembelajaran Matematika Problem Solving berbasis Budaya Melayuid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record