dc.identifier.citation | Andresen, M. (2009). Teaching to reinforce the bonds between modelling and reflecting. Mathematical applications and modelling in the teaching and learning of mathematics, 73. Blum, W., et al. (2002). ICMI Study 14: Application and modelling in mathematics education—discussion document. Journal für Mathematik-Didaktik, 23(3/4), 262–280. de Oliveira, A. M. P., & Barbosa, J. C. (2009). The teachers'tensions in mathematical modelling practice. Mathematical applications and modelling in the teaching and learning of mathematics, 61. Greefrath, G., Siller, H.-S., & Blum, W. (2016). 25 Jahre ISTRON–25 Jahre Arbeit für einen realitätsbezogenen Mathematikunterricht. Mitteilungen der Gesellschaft für Didaktik der Mathematik, 100,19–22. Jensen, T. H. (2007). Assessing mathematical modelling competency. Mathematical Modeling (ICTMA 12): Education, Engineering and Economics, 141-148. Ludwig, M., Xu, B. (2009). ―A Comparative Study on Mathematical Modelling Competences with German and Chinese student,‖ in Mathematical Apllications and Modelling in The Teaching and Learning of Mathematics, vol. 461, M.Blomhoj and S. Carreira, Eds. Monterrey: Departement of Science, System, and Models, IMFUFA, pp. 197-206. Maaß. K. (2010). Classification Scheme for Modelling Tasks. J Math Didakt, 31(2), 285-311. Maaß, K. (2006). What are modelling competencies? The International Journal on Mathematics Education, 38(2), 113–142. Nuryadi, A., Santoso, B. & Indaryanti. Kemampuan Pemodelan Matematika Siswa dengan Strategi Scaffolding With a Solution Plan pada Materi Trigonometri di Kelas X SMAN 2 Palembang. Jurnal Gantang, 3(2), 73-81. Pitriani. (2016). Kemampuan Pemodelan Matematika dalam Realistic Mathematics Education (RME). JES-MAT, 2(1), 65-81. Ramadhani, R., As’ari, A. R. & Rahardjo, S. Kompetensi Pemodelan Matematika Masalah Persamaan Linier Siswa MAN Tlogo dan Scaffoldingnya. Di presentasikan di Seminar Nasional FMIPA UNY, Yogyakarta, 2015. Stacey, K. (2015). The international assessment of mathematical literacy: PISA 2012 framework and items. In Selected regular lectures from the 12th International Congress on Mathematical Education (pp. 771-790). Springer, Cham. | id_ID |
dc.description.abstract | Setiap orang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Kemampuan siswa dalam memodelkan matematika juga berbeda-beda sehingga ada berbagai macam kompetensi siswa dalam memodelkan matematika. Kompetensi pemodelan adalah kemampuan untuk menyusun, membuat model matematika, menafsirkan dan memecahkan masalah matematika secara kritis dengan proses pemodelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi pemodelan matematika siswa ditinjau dari kemampuan matematika siswa. Menggunakan pendekatan kualitatif, ada sembilan siswa, dimana tiga siswa memiliki kemampuan matematika tinggi, tiga berkemampuan sedang dan tiga berkemampuan rendah, diberi tes dan diminta menuliskan langkah-langkah penyelesaiaannya. Hasil menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan matematika tinggi memiliki kemampuan pemodelan matematika pada level 5 yaitu siswa dapat membuat model matematika, menyelesaikannya dan dapat menyimpulkan jawaban dengan benar. Sedangkan siswa dengan kemampuan matematika rendah cenderung memiliki kemampuan pemodelan matematika yang rendah pula. Terdapat satu siswa yang berada pada level 0, artinya siswa tidak menuliskan apapun dikarenakan siswa merasa soal tersebut susah dan bingung dalam memodelkan matematika. | id_ID |